Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Gubernur NTT dan Wakapolda: Hoax dan Radikalisme, Itu Harus Dilawan

Avatar photo
20190807 071402

OETETA, Flobamora-news.com  Cara berpikir kita harus menjadi critical thinking. Berpikir kritis untuk untuk tanggapi berita hoax. Harus bisa memilih mana informasi yang baik di media massa.

Hal tersebut dikatakan Gubernur Nusa Tenggara Timur (NTT) Viktor Bungtilu Laiskodat pada sambutannya dalam Pembukaan Sidang Klasis Sulamu 2, yang dilangsungkan di Gereja Jemaat Betesda, Desa Oeteta Kecamatan Sulamu, Kabupaten Kupang pada hari, Selasa (6/8/2019).

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Kalau kita punya kritikal thinking yang baik maka tidak mudah terpengaruh dengan hoax atau informasi yang tidak benar yang dapat membawa kita pada radikalisme. Baca buku 2 jam sehari supaya bisa melatih kita berpikir kritis dan hebat,” jelas Gubernur Viktor.

“Harus jadi manusia yang hidup dalam semangat iman dan toleran dengan perbedaan dan keragaman. Dengan begitu maka kita tidak mudah terpapar radikalisme yang juga bisa memecah belah,” tambahnya.

Pada kesempatan itu VBL juga mendorong masyarakat untuk mengolah potensi daerah. “Kita ini punya rumput laut, kelor dan garam. Tanggal 21 nanti Presiden Jokowi akan datang panen garam di Desa Nunkurus. Garam yang dipanen tersebut berstandar industri pertama kali di Indonesia. Saya sudah cek dan nantinya akan dipanen 600 hektar,” jelas Viktor.

Baca Juga :  Gubernur Viktor: Ke Depan Wanita Kalau Mau Hamil Tidak Butuh Laki-laki

Menurutnya bila ingin ekonomi meningkat maka harus berani mengolah potensi yang ada di NTT. “Kita punya potensi pohon gewang yang banyak yang bisa menghasilkan zat etanol. Zat etanol ini sedang dibutuhkan dunia. Kemudian kita punya produk minuman shopia yang sudah diteliti dengan baik dan rumput laut yang kita kirim keluar negeri,” tambahnya.

“Saya juga mau anak-anak di NTT untuk ke depannya ada yang bisa mengenyam pendidikan kimia industri. Hal itu sangat baik karena kita butuh peneliti-peneliti hebat dalam pengembangan potensi yang ada di NTT untuk dikembangkan menjadi industri. Kalau kita punya pakar peneliti yang hebat maka kita bisa kembangkan apa saja potensi yang ada untuk meningkatkan ekonomi daerah NTT. Kita bisa kembangkan produk garam, kelor, etanol, rumput laut dan masih banyak yang lain,” jelas Viktor.

Baca Juga :  Gubernur NTT Tinjau Lokasi Banjir di Kabupaten Sumba Timur

Pada kesempatan tersebut beliau juga menjelaskan Kelor sebagai ‘pohon ajaib’ yang diakui dunia. “WHO sudah menobatkan kelor sebagai pohon ajaib karena punya gizi yang baik dan khasiat yang hebat,” tambahnya.

Lanjutnya, ada tiga industri rumah tangga yang sangat baik untuk dikembangkan yakni tenun ikat, se’i dan sopi.

“Saya baca berita tadi pagi, ekonomi NTT naik 6%, saya rasa ekonomi NTT harus naik mencapai 10% persen. Tentunya bukan langsung dari hal-hal yang besar, berkembang dari yang kecil. Kita kembangkan potensi ekonomi dari hal-hal yang kecil agar ke depannya menurut pandangan saya kita akan jadi provinsi hebat,” paparnya.

Pada kesempatan yang sama Gubernur juga melaunching Sulamu sebagai Rumah bersama tanpa hoax, tanpa radikalisme, serta sebagai rumah kelor dan garam.

Sementara itu Wakapolda NTT Brigjen Pol Johanis Asadoma, mengatakan pentingnya menjaga keragaman dan toleransi. “Tantangan gereja dan masyarakat saat ini juga adalah dalam menghadapi hoax dan radikalisme yang berimbas pada adanya perpecahan,” jelas Johanis.

Baca Juga :  Diduga Sopir Mabuk, Dump Truck VS Yamaha Metic, Dua Orang Meninggal di TKP

“Tahapan radikalisme dimulai dari sikap intoleran. Dimana orang menolak keberagaman. Dia mau dirinya yg paling benar. Bapak Gubernur menerapkan sikap menerima keberagaman dengan salam nasional. Ini untuk merawat keanekaragaman kita baik agama, suku, ras dan budaya,” jelasnya.

Dikatakannya, radikalisme diperparah dengan berita hoax atau berita tidak benar namun disampaikan seolah-olah adalah benar. “Kita harus hati-hati menanggapi dengan kritis berita yang beredar terutama media sosial. Harus pakai akal sehat, apakah berita ini baik, atau hanya untuk memecah belah. Bila beritanya berpeluang untuk memicu konflik dan perpecahan maka jangan ditanggapi atau disebarluaskan,” ungkap Johanis.

Sebelumnya Gubernur Viktor Laiskodat yang tiba di Sulamu menggunakan Speed Boat juga sempat singgah di lokasi budidaya rumput laut Sulamu untuk turut memberikan bantuan berupa 40 kg bibit rumput laut dan tali 200 meter kepada para petani rumput laut.

Selanjutnya Gubernur juga mengunjungi tambak Garam milik masyarakat Desa Oeleta. Pada kesempatan itu masyarakat meminta Gubernur untuk membantu dalam memasarkan garam. (MD+Humas NTT)