Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Rohani  

Istighosah Akbar 1 Abad NU di Nagekeo Doakan Keselamatan Bangsa dan Pemilu Damai 2024

Avatar photo
1691888906652

Nagekeo, Flobamoranews.com-– Dalam rangka memperingati Satu Abad Nahdlatul Ulama (NU) 16 Rajab 1444 H, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama (PCNU) Kabupaten Nagekeo, NTT, menggelar istighosah Akbar di Masjid Agung Baiturahman, Sabtu 12 Agustus 2023 malam.

Acara yang dihadiri ratusan umat muslim di Kota Mbay Ibukota Kabupaten Nagekeo ini mengusung tema Mendigdayakan NU Menjemput Abad kedua Menuju Kebangkitan Baru dengan dzikir dan doa untuk keselamatan bangsa dan negara serta pemilu damai 2024.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Bupati Nagekeo dalam sambutannya menyampaikan bahwa NU sejak pertama kali didirikan oleh para kyai sejatinya memiliki andil besar dalam memperjuangkan kemerdekaan bangsa Indonesia. Saat ini bangsa Indonesia tengah menghadapi suatu perubahan besar yang signifikan dan mendalam (Disrupsi) di mana ideologi kapitalisme yang sudah berjalan selama ini sudah dipertanyakan kemanjurannya dalam mensejahterakan rakyat.

Baca Juga :  Demi Keselamatan Hidup Keluarga Yakob, Allah Mengutus Yusuf ke Mesir

“Yang kita hadapi adalah disparitas kemakmuran yang mengakibatkan terjadi kesenjangan kemakmuran antara yang kaya dan yang miskin. Manusia di dunia kurang dari 10 persen menguasai sumber daya yang ada bahkan ilmu pengetahuan” ungkap Don Bosco.

Sepuluh persen manusia yang makmur adalah mereka yang sesungguhnya menguasai ilmu pengetahuan dan teknologi. Bupati mencontohi teknologi handphone dengan kecanggihannya mampu membaca cara berpikir bahkan mendikte pengguna. “Dan ketika semua orang tergantung pada HP, mudah sekali mereka yang punya modal bisa menggiring kita pada pilihan selera yang mereka didiktekan ke kita. Ini yang disparitas besar sedang terjadi” katanya.

Baca Juga :  Belas Kasih dan Komitmen

Dalam menghadapi fenomena ini, peran NU pesan Don Bosco, harus bisa tetap hidup mempertahankan believe and values dalam suatu keyakinan serta nilai, mampu mempertahankan adat istiadat seluruh anak bangsa mulai dari Sabang sampai Merauke dari Miangas sampai Pulau Rote hidup dalam satu bingkai Pancasila.

Baginya, hubungan NU dan Negara dalam satu artikel karya Gus Dur itu ibarat Pancasila dan Sholawat Badar. Pancasila itu Bingkainya Sholawat Badar mengisinya. “Dia bisa jadi masalah kalau agama mau jadi bingkai, ketika persoalan privat kita bawa dia ke lapangan itu jadi soal, tapi ada keributan kita diskusikan menurut nilai adat istiadat kita untuk kita meresponnya” katanya.

Baca Juga :  Partai Hanura Jadi Parpol Pertama yang Daftar Caleg ke KPUD Belu dan Makna Angka 10

Don mengingatkan, jika kita sebagai anak bangsa berpegang teguh pada hal ini, lanjut Don Bosco niscaya NU akan mampu melewati abad berikutnya. Saat ini, seiring canggihnya teknologi, masifnya perkembangan ilmu pengetahuan jangan sampai menjadi kompas yang merusak tatanan hidup beragama.