Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kris Ledo: Menggeliatkan UMKM Butuh Kolaborasi Banyak Pihak

Avatar photo
Reporter : Sevrin Editor: Redaksi
1693641273698
Sekretaris Dinas Koperindag/UMKM Kabupaten Nagekeo, Krispinus Saturnus Ledo Bude, photo dok: Flobamora-news

Nagekeo, Flobamoranews.com-UMKM memiliki potensi besar untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi, menciptakan lapangan kerja, dan mengurangi kesenjangan sosial. Dalam era persaingan global serta pasar bebas yang semakin kompleks, kolaborasi dan jaringan menjadi faktor kunci dalam menghadapi tantangan dan mencapai kesuksesan.

Kebangkitan sektor usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) harus diwujudkan lewat aksi pemulihan yang inklusif secara kolektif dan mengerucut pada pemberdayaan ekonomi masyarakat. Kolaborasi dengan lembaga keuangan menjadi kunci bagi usaha mikro, kecil, menengah atau UMKM untuk bertumbuh di tengah momentum pemulihan ekonomi.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Dalam rangka menggeliatkan UMKM, Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Nusa Tenggara Timur (NTT) terus berupaya mendorong pemulihan ekonomi pasca Pandemi Covid melalui pertumbuhan sektor UMKM. Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Koperindag/UMKM melalui berbagai progam dan kebijakan, terus mendorong agar geliat UMKM ini bisa berjalan secara continue (berkelanjutan).

“Saya pikir stressing poin menggeliatkan UMKM ini adalah bagaimana kita menumbuhkan iklim usaha, soal bagaimana kesempatan berusaha akses permodalan lalu bagaimana sustainable keberlanjutan produk, nah ini kan kerja harus multi sektor, butuh kolaborasi banyak pihak” ungkap Sekertaris Dinas Koperindag/UMKM Kabupaten Nagekeo, Krispinus Saturnus Ledo Bude dalam dialog khusus Bupati menyapa bersama Radio Suara Nagekeo Jumat (01/09/2023).

Kabupaten Nagekeo saat ini memiliki lebih dari 3.060 pelaku usaha dari berbagai sektor, baik itu Pertanian, Peternakan, Perkebunan, Perdagangan hingga UMKM rumahan. Kolaborasi kerjasama sama lintas sektor, kata Kris Ledo, adalah bagaimana setiap lini harus bisa bergerak mensuport keberlanjutan geliat usaha masyarakat mulai dari hulu sampai ke hilir.

“Ketika kita berbicara soal produk cabai misalnya, teman-teman di Pertanian harus bisa memastikan ketersediaan bahan bakunya mulai dari bibit, pengolahan lahan, budidaya, sampai kepada tahapan panen dan pasca panen” ujar Kris Ledo.

Dinas Koperindag/UMKM lanjut Kris senantiasa melakukan pendampingan kepada pelaku UMKM melalui sejumlah program. Selain, motivasi dan pendampingan secara intensif, Dinas Koperindag juga memfasilitasi sejumlah pelatihan serta bantuan sarana dan prasarana penunjang bagi pelaku UMKM. Sejak periode 2013 hingga saat ini, melalui skema dana bergulir, Pemerintah sudah mengalokasikan anggaran kurang lebih Rp 6,5 Miliar untuk pelaku UMKM.

“Selain penenun, kami juga melakukan pendampingan terhadap pelaku usaha di bidang kuliner yang mana saat ini produk-produk mereke sudah dipajangkan di beberapa toko dan minimarket” ungkap Kris Ledo.

Kris menegaskan, dalam menggeliatkan UMKM, harus dimulai dari hulu sampai ke hilir. Pemerintah kata Kris Ledo, tidak hanya sebatas memberikan pelatihan dan fasilitas penunjang lantas selesai, akan tetapi harus sampai kepada bagaimana menyediakan pasar. Suatu produk UMKM senantiasa dipromosikan secara berkelanjutan. Proses promosinya juga harus sekreatif mungkin sehingga menarik minat konsumen.

Kris yang belum genap sebulan menjabat Sekertaris Dinas Koperindag ini beberapa waktu lalu sudah bertemu dengan 8 orang pelaku Pariwisata meminta bantuan dan kerjasama dalam mempromosikan produk-produk UMKM. Dia juga sudah bertemu dengan beberapa pemilik hotel meminta agar produk-produk ini tidak hanya dipajang di loby hotel akan tetapi sampai ke koridor.

“Berbicara soal UMKM ini kan ujungnya bermuara pada bagaimana mendapatkan uang. Terkait dengan pasar saya mau sampaikan begini, kami di Dinas juga sudah ada MoU dengan beberapa toko di Mbay, dengan demikian kami meminta agar para pelaku UMKm ini bisa memanjangkan produk mereka, sepanjang sudah memiliki izin edar” pesan Kris.

Kemudian, hal yang tidak kalah pentingnya adalah bagaimana menumbuhkan zona ekonomi kreatif, sebab, berbicara soal UMKM ini identik dengan pemberdayaan masyarakat. Sehingga geliat pertumbuhan UMKM harus bisa dikemas dalam satu etalase zona ekonomi kreatif sesuai dengan RT/RW yang berlaku. Zona ekonomi kreatif ini bisa diisi dengan pusat jajanan serba ada (pujasera), show busana, atraksi budaya dan lain sebagainya dijadikan satu.

“Saat ini kami juga kami sudah punya show room Dekranasda, sudah lebih dari 600 karya tenun, anyaman hampir mendekati 300, lalu ada kuliner. Kami siap menerima semua produk itu sepanjang memenuhi uji mutu” ungkap Kris Ledo.

Dorong Digitalisasi UMKM

Di zaman modern saat ini, orang dengan mudah mengakses informasi ataupun mencari referensi hanya bermodalkan teknologi gadget dan Handphone (HP). Begitupun juga dengan pelaku UMKM memanfaatkan teknologi baik untuk tutorial proses produksi maupun pemasaran hanya bermodalkan HP.

Menanggapi hal ini, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Koperindag terus mendorong Digitalisasi UMKM sebagai langkah perubahan sistim bisnis terutama kegiatan jual beli produk UMKM tradisional/luring ke sistim daring (online).

Menurut Kris Ledo, pemanfaatan media digital untuk pengembangan sektor usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) akan dapat mempercepat pertumbuhan usaha-usaha masyarakat yang dikelola secara sederhana oleh masyarakat sendiri baik secara pribadi maupun kelompok terutama pelaku usaha milenial.

“Generasi Z saat ini identik dengan generasi menunduk, karena sangat lekat dengan gadget dan internet. Dengan sendirinya pelaku usaha ini akan mempromosikan produk mereka di setiap platform media sosial” ungkap Dia.

Dinas Koperindag/UMKM juga kata Kris sangat mendorong pelaku usaha untuk bisa mendaftarkan produk mereka di E-katalog. Sebab, secara aturan semua mekanisme proses belanja barang dan jasa dari Pemerintah semuanya akan merujuk pada E-katalog.

“Dengan begitu, kami dari Dinas terus mendorong teman-teman UMKM ini untuk bisa mendaftarkan produknya. Sederhana saja prosesnya, hanya butuh NIB, akta pendirian, NPWP, email aktif dan menyerahkan daftar produk dan harga ke bagian PBJ” terang Kris.

Lebih lanjut Kris berpesan kepada pelaku UMKM khususnya milenial agar bisa fokus dan serius menggeluti usahanya dengan senantiasa memperhatikan mutu dan kualitas sehingga bisa bersaing di pasaran. Pemerintah pada prinsipnya hanya sebagai motor penggerak, mendampingi, memotivasi hingga menyediakan fasilitas, selebihnya, sukses dan tidaknya usaha seseorang tergantung ketelatenan pribadi masing-masing. Pilihan usaha yang sudah digeluti seseorang agar bisa dijadikan passion sehingga bisa fokus dan berhasil.

“Ketika kita memilih untuk menjadi seorang penenun, jadikanlah itu Passion, harus bisa fokus, jangan sampai usaha yang kita geluti ini hanya sebagai wadah untuk coba-coba. Jadikan usaha yang jalani ini sebagai kekuatan untuk mendongkrak peningkatan ekonomi” pesan Kris Ledo.

Dalam mendukung geliat UMKM, Pemerintah Kabupaten Nagekeo melalui Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu Satu Pintu (DPMPTSP) terus mendorong seluruh pelaku usaha atau UMKM agar memiliki Nomor Induk Berusaha (NIB). Keuntungan pengurusan NIB akan menambah peluang usaha, di antaranya fasilitas pembiayaan dari perbankan, peluang mendapatkan pelatihan, juga kesempatan mengikuti pengadaan barang/jasa pemerintah.

IMG 20230901 234206
Kepala Dinas DMPPTSP Kabupaten Nagekeo Maria Anjelina Seke Wea, photo: istimewah

Untuk izin usaha, dalam tiga tahun terakhir Dinas PTSP Nagekeo terus melakukan jemput bola melalui inovasi Jempol (jemput perizinan legal) dan bekerjasama dengan para Kepala Desa dan Camat di mana wilayah yang memiliki banyak pelaku usaha tapi belum memiliki data izin legal “Kami juga terus melakukan sosialisasi izin usaha di setiap kecamatan” jelas Kepala Dinas PTSP Nagekeo Maria Anjelina Seke Wea.

Soal izin usaha ini kata Angelina sebenarnya bisa diakses secara online melalui aplikasi Online Single Submission (OSS) oleh para pelaku usaha itu sendiri, tanpa harus datang ke Kantor Dinas PTSP.

Bank NTT Beri Kemudahan Melalui Skema Kredit Merdeka

Guna membantu meringankan pelaku UMKM mengembangkan usahanya, Bank Pembangunan Nusa Tenggara Timur atau yang akrab disebut Bank NTT memberikan kredit merdeka dengan bunga 0 persen.

Kepala Bank NTT Cabang Mbay, Nagekeo, Piter Lewar menjelaskan bahwa, platform besaran pinjaman yang bisa didapatkan melalui skema kredit merdeka tersebut mulai dari 5 sampai 10 juta rupiah tanpa bunga tanpa agunan. Skim kredit ini diklaim lebih mudah dari KUR karena utusanua tidak ribet.

Berkaitan dengan persyaratannya juga sangat sederhana. Pertama yang bersangkutan harus memiliki KTP, Kartu Keluarga dan NIB (Nomor Induk Berusaha). “Misalnya pelaku usaha ini belum memilik NIB kita hanya minta surat keterangan usaha dari Desa atau Kelurahan” katanya.

1693641461224
Kepala Bank NTT Cabang Mbay, Piter Lewar, Photo dok:Flobamoranews

Di samping menyediakan modal usaha, Bank NTT kata Piter Lewar juga melakukan pendampingan berkelanjutan terhadap pelaku UMKM itu sendiri. Hal ini guna memastikan agar usaha yang digeluti oleh debitur bisa berkembang, sehingga modal usaha yang dipinjamkan benar-benar bermanfaat dan tepat sasaran. “Ini sebagaimana kami menggerakkan misi Bank NTT sebagai penggerak ekonomi masyarakat, kita menyediakan produk untuk pemberdayaan dan juga melakukan pendampingan” jelasnya.

Dijelaskannya, pola pendampingan yang dilakukan Bank NTT adalah memastikan pelaku usaha memiliki izin usaha, kelayakan usaha (izin Balai POM), manajemen pengelolaan usaha yang digeluti, hingga ke urusan pemasaran. “Apabila pelaku usaha ini belum memilik izin kamu akan bekerjasama dengan Dinas PTSP mengurangi izinan” tandas Piter.

Sejak periode 2020 sampai saat ini, Bank NTT Cabang Mbay telah mendampingi lebih dari 1000 pelaku UMKM yang tersebar di seluruh Kabupaten Nagekeo dari berbagai sektor mulai dari Pertanian, Peternakan, Perikanan hingga perdagangan hingga ekonomi rumahan. (***)