Belu, Flobamora-news.com – Mungkin asing di telinga kita mendengar kata Huruk Bulas. Secara etimologis, Huruk Bulas berasal dari bahasa Bunaq, salah satu bahasa lokal masyarakat Belu-NTT, yang berarti Sirih Pamali.
Huruk Bulas biasanya diberikan oleh para tetua adat kepada anggota suku saat atau usai dilaksanakannya sebuah ritual adat.
Konon katanya, dengan menaruh Huruk Bulas di dompet, maka si pembawa Huruk Bulas akan dilindungi oleh arwah nenek moyang. Si pembawa akan dijauhkan dari marabahaya, diberkati, dan akan mempunyai masa depan yang cerah.

Di Atambua, Ibu Kota Kabupaten Belu, ada sekelompok anak muda yang menamakan diri mereka Huruk Bulas. Mereka bukan Aparatur Negeri Sipil. Mereka bukan pengusaha. Mereka hanyalah sekelo sekelompok muda-mudi yang pernah menyelami hitamnya dunia kehidupan. Mereka berusaha keluar dari kekelaman dunia itu untuk kembali menatap masa depan mereka.
Mereka adalah orang-orang yang dulunya selalu mempertanyakan sumbangsih negara pada diri mereka. Namun, akhirnya mereka sadar bahwa negara telah membantu banyak hal dalam hidup mereka.