Sekretaris Asosiasi PSSI Kota Kupang itu setuju dengan statemen dr. Stef, pengurus bola haruslah orang yang gila (cinta) bola. Bagi tuan rumah ETMC 2021 nanti, Dinus mengharapkan kesuksesan yang lebih.
“Tuan rumah ETMC tahun berikutnya harus belajar dari suksesnya kesiapan Pemerintah Kabupaten Malaka ini. Sebagai tamu, kami diterima secara adat, dijemput dan dijamu dengan sangat baik,” tambahnya.
Panitia acara mendapatkan apresiasi dari para atlit, bahkan sejak acara gala dinner digelar malam sebelumnya. Panitia juga dinilai sukses menghadirkan dua klub baru dalam turnamen dua tahunan itu.
Nampak hadir Ketua Komisi V DPRRI Farie Francis, Ketua DPRD NTT, Wakil Bupati Ende, Bupati Rote Ndao dan suami bersama Wakilnys, Wakil Bupati Kupang, Bupati Manggarai Barat, Wakil Bupati Alor, Bupati Sumba Barat Daya dan istri, Bupati Lembata dan istri, Pengurus Asosiasi PSSI dan KONI Provinsi, Kota/Kabupaten se-NTT.
Pembukaan turnamen sore itu dimeriahkan dengan suguhan tarian Bidu Lalok dan Likurai yang dibawakan muda-mudi Malaka. Konfigurasi tarian tradisional Likurai dibuat membentuk formasi lingkaran Olimpiade, bertuliskan ETMC 2019 Malaka.
Turut memeriahkan acara pembuka, devile para atlit dengan iringan lagu-lagu daerah dari 21 tim dan official masing-masing. (Humas NTT)