Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Rohani  

Perayaan Wajib 1 Oktober: Santa Theresia dari Kanak-kanak Yesus, Perawan dan Pelindung Karya Misi

Avatar photo
FB IMG 1569891535149

Maria Francoise Therese Martin lahir di Alencon, Prancis pada tanggal 2 Januari 1873. Theresia adalah puteri bungsu dari keluarga saleh Louis Martin dan Azelie Guerin.

Ayahnya seorang pembuat arloji di kota Alencon. Sepeninggal isterinya, ia bersama anak-anaknya pindah ke Lisieux.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kematian ibunya menimbulkan shock besar pada Theresia sebagai puteri bungsu. Terpaksa kakaknya, Pauline, menggantikan kedudukan ibunya untuk merawat dan memperhatikan perkembangannya.

Theresia sangat dikasihi ayahnya. Ia diberi macam-macam julukan: ‘Theresia Kecil’, ‘Bungsu Kecil’ dan ‘Ratu Kecil’.

Baca Juga :  Mengapa Harus Berdoa Rosario?

Pada tahun 1881 sampai 1885, ia belajar di sekolah Suster-suster Benediktin. Ia sangat perasa dan cepat menangis sehingga teman-temannya tidak akrab dengannya.

Ia semakin menjadi perasa sewaktu kakaknya Pauline masuk biara Karmelit di Lisieux pada bulan Oktober 1882. Theresia jatuh sakit karena keberangkatan Pauline itu.

Theresia disembuhkan secara ajaib. Sementara kakak-kakaknya berlutut di samping tempat tidurnya untuk berdoa bagi kesembuhannya, patung Bunda Maria yang berada di depannya tiba-tiba tersenyum padanya. Penyakit itu hilang seketika.

Walaupun demikian, tapi sifat perasa masih tetap ada. Sifat itu baru mulai hilang karena nasehat ayahnya ketika mereka menghadiri upacara malam Natal tahun 1886.

Baca Juga :  Salib Tanda Keselamatan

Semenjak itu, ia mulai semakin sadar akan keburukan dari sifatnya yang manja dan lekas tersinggung itu. Ia sadar bahwa ia sudah mulai remaja. Karena itu, sifat kekanak-kanakan itu tidak cocok bagi seorang wanita yang bercita-cita menjadi suster.

Saat kesadarannya ini – kemudian dalam autobiografinya – disebutnya sebagai saat ber-rahmat yang mengawali kehidupannya yang baru. Katanya dalam buku itu: “Yesuslah yang merubah diriku.“

Semenjak itu, ia mulai sadar bahwa dirinya dipenuhi karunia Roh Kudus. Ia sadar pula bahwa dia harus mengabdikan seluruh-hidupnya kepada Tuhan.

Baca Juga :  Pesta Emas ke-50 Paroki Put'Ain Adakan Sakramen Krisma Bagi 249 Orang

Kerinduannya untuk bersatu dengan Kanak-kanak Yesus sangatlah besar. Karena itu, di kemudian hari, setelah ia digelari “kudus”, ia dinamai “Theresia dari Kanak-kanak Yesus” dan “Theresia dari Lisieux”.