Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Olahraga  
Topik : 

Sosok Ini Dituding Biang Kegaduhan Persena, Siapa Dia?

Reporter : Sevrin Editor: Redaksi
IMG 20231008 172122
Dua manajemen Persena, Photo dok: Flobamoranews

Nagekeo, Flobamoranews.com— Sengkarut dualisme kepengurusan manajemen Persena Nagekeo masih terus bergulir. Meski Asprov PSSI menyarankan agar kedua kubu duduk berunding mencari solusi, akan tetapi sampai detik ini belum ada kata sepakat. Masing-masing pihak mempertahankan kebenaran siapa yang paling berhak atas Persena.

Perseteruan semakin hangat tatkala Ketua Persena Marselinus F Ajo Bupu dengan tegas menyatakan bahwa Dialah ketua Persena yang sah dan tak tergantikan sejak 2007. Usai Sely Ajo memberikan statement secara gamblang ke media, kini giliran mantan Manajer Persena Kanis Laking yang buka suara.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kanis saat ini diketahui menjabat sebagai wakil Ketua manajemen Persena yang dipersiapkan menghadapi Soeratin-cup Bajawa 27 Oktober mendatang dari kubu Sely Ajo. Sementara jabatan manajer dipercayakan ke Novi salah satu anggota Exco Askab. Kanis bilang yang sah adalah Persena versi Mereka.

Kepada Flobamoranews Kanis dengan tegas mengatakan bahwa tidak ada dualisme. Sebaliknya, Ia menuding bahwa dualisme kepengurusan ini terjadi akibat ulah dari Ketua Askab PSSI Nagekeo Natalis Ayub Indra Mere Yua. Indra disebut sebagai biang  kegaduhan dualisme klub kebanggaan masyarakat Nagekeo ini.

“Pertama tu Azi (Adik red-) Dia (Indra) sering menyampaikan statemen kontroversial di media menyangkut Persena, semenjak dia jadi Ketua Askab dia tidak mengakui Persena, Dia bilang Persena itu ilegal, terus sekarang mengaku sebagai Ketua, Askab itu kami dirikan sejak 2007, jauh sebelum Askab ada. Ini semua biangnya itu dari ketidakpahaman Ketua Askab” ujar Kanis saat menghubungi Flobamoranews per telepon pada Minggu (8/10) siang.

Kemudian lanjut Kanis Laking, Indra sebagai Ketua Askab juga tidak pernah berkoordinasi dengan semua anggota Esco Askab, Dinas Pora maupun manajemen Persena sebelumnya ketika mendaftarkan Persena Nagekeo menjadi peserta El-Tari Memorial cup Rote-Ndao. Hal ini diakui oleh beberapa anggota Exco Askab PSSI Nagekeo ketika dikonfirmasi Flobamoranews. Anggota Exco sama sekali tidak dilibatkan.

“Ya kalau itu memang saya akui tidak ada koordinasi apapun, kami yang anggota Askab tidak tau apa-apa” ungkap salah satu anggota Exco Askab PSSI Nagekeo Anton Moti.

Indra disinyalir membuat keputusan sepihak dengan membentuk kepengurusan baru menggunakan nama Persena FC meski tidak diakomodir di El-Tari Rote-Ndao karena belum terdaftar di Asprov.

Persena di bawah naungan Askab memiliki manajemen kepengurusan resmi melalui surat Keputusan Asosiasi Kabupaten PSSI Nagekeo Nomor: SKEP/01/PSSI-NAGEKEO/lX/2023 yang dikeluarkan tanggal 26 September 2023. Dalam strukturnya Ketua KONI dan Ketua Askab sebagai Pelindung. Ketua Tim Ambrosius Biku, Manajer Bernardus I.T Missi, Pelatih Kepala Yohanes Y.W Kewan serta beberapa pengurus lain termasuk Bakal Calon DPRD Nagekeo Dapil 1 nomor urut 7 dari PAN Johanes D.B Moni tercatat sebagai tim media.

Baca Juga :  'Gatot' di Eltari Cup, Dualisme Kepengurusan, Persena Terancam Gagal Ikut Piala Soreatin

Indra dkk mencatut logo Persena sebelumnya. Padahal Persena Nagekeo sejak 2007 adalah klub Perserikatan yang merupakan anggota Asprov. Hal ini terbukti dengan setiap kali edisi El-Tari Cup Persena selalu ikut. El-Tari Memorial Cup Rote-Ndao pada akhirnya menggunakan Persena Nagekeo.

Menurut Anggota Exco Askab PSSI Nagekeo lainnya Oskar Sina, Askab adalah asosiasi yang ketika mendaftarkan klub anggota Askab harus berdasarkan hasil keputusan kongres bukan keputusan satu orang.

Persena oleh Askab dianggap bukan anggota karena tidak pernah terdaftar sebagai anggota askab, Persena terdaftar sebagai anggota Asprov. Anggota Askab secara aturan adalah club yang diputuskan saat kongres yang meliputi Askab, Asosiasi Wasit adalah Asosiasi Pelatih.

“Harusnya Ketua Askab mendukung Persena Sebagai Anggota Asprov bukan membuat klub baru, apalagi menggunakan logo Persena sebelumnya ditambah FC dan kepengurusan. Ini klub baru yang mesti didaftarkan pada saat kongres di Provinsi untuk jadi calon anggota. Sedangkan Persena yang lebih dahulu adalah Persena sebagai anggota tetap.” jelas Oskar Sina.

Ketua Askab Tidak Paham Aturan, Komunikasi Buruk

Kanis Laking bilang Indra Mere Yua itu meski jabatannya Ketua Askab tapi sungguh tidak paham aturan. Tugas Askab itu mengurusi semua klub yang ada di Kabupaten seperti Putera Nage, Aeramo FC, Persibon, Selera FC dan lain-lain yang belum terdaftar di Kemenkumham dan bukan merupakan anggota Asprov. Karena Persena adalah anggota Asprov yang bisa mengikuti turnamen sekelas El-Tari Memorial cup dan Soeratin Cup.

“Makanya di turnamen El-Tari Memorial Cup Rote-Ndao dan Soeratin nanti mereka pakai Persena Nagekeo (yang sudah terdaftar di Asprov sejak 2007 red-) bukan Persena FC. Dan memang kita di Nagekeo ini kepengurusan Persena Ka’e Sely (Sely Ajo red-) belum tergantikan. Dualisme ini karena memang Askab yang tidak paham” jelas Kanis Laking.

Kemudian Kanis menyoroti soal buruknya komunikasi Indra selaku Ketua Askab yang konon katanya membawahi Persena. Berangkat ke Rote-Ndao misalnya, sama sekali tidak ada komunikasi baik dengan Exco, Dinas maupun manajemen Persena 2007. Padahal di satu sisi membutuhkan biaya, hasil akhirnya selain babak belut di lapangan para pemain juga terlantar.

Baca Juga :  Pemkab Nagekeo Alihkan Bantuan Perumahan Langsung ke Desa, Begini Sikap DPRD!

“Kalau klub ini masih perserikatan, kita kan bisa lobi anggaran lewat APBD, tapi kalau Ketua Askab tidak bisa loby, dia hanya mengandalkan dia punya uang, maka yang jadi korban anak-anak, masa mau pergi main saja pakai jalan kaki ini kan lucu” tohoknya.

Hal ini ditengarai akibat buruknya komunikasi antara manajemen Persena versi Indra dengan Dinas Pora, ditambah lagi Indra lebih sibuk mengurusi klub Nirwana 04 ketimbang Persena. Akibatnya menurut Kadispora, Dinas sampai hari ini tidak pernah mendapatkan informasi terkait legalitas Persena versi Indra termasuk soal Persena yang masih di bawah naungan Askab. Padahal itu semestinya tugas Askab yang merupakan induk sepakbola di Kabupaten.

“Karena selama ini tidak ada informasi terkait Persena FC maka kami memandang Persena yang diketuai Pak Selly” ujar Kepala Dinas Pora Kristoforus Aja belum lama ini.

Persena Kubu Indra Minim Prestasi, Sely Ajo Ambil Alih 

Hasil dari buruknya komunikasi Askab PSSI dalam mengurus Persena adalah ketika El-Tari Memorial Cup Rote-Ndao. Bukan hanya angkat koper lebih awal, akan tetapi tim berjuluk Seka Tallo itu cenderung hanya bikin malu di turnamen tahunan klub-klub NTT tersebut. Betapa tidak, tiga pertandingan babak penyisihan kalah telak, bahkan tak sebiji gol pun dicetak anak-anak asuh Carles Feoh itu.

Kegagalan Persena menuai kritikan dari berbagai pihak terutama pencinta sepakbola Nagekeo. Ada yang bilang Persena ke Rote hanya gagah-gagahan saja, datang paling pertama, pulang paling duluan. Ada juga yang mengatakan bahwa Persena terlalu forsi di Entertaint, sesi foto sebelum berangkat ke Rote saja mengalahkan klub-klub Eropa. Meski Jersey yang dikenakan mirip Klub Liga Spanyol Atletico Madrid akan tetapi gaya bermain tidak lebih bagus dari turnamen tarkam antar lingkungan pas 17 Agustus. Begitulah komentar nitizen mengkritisi kegagalan Persena.

Diduga kuat kegagalan inilah salah satu faktor yang melatari Sely Ajo dan manajemen Persena 2007 kemudian mengambil alih Persena untuk berangkat ke Bajawa mengikuti Soeratin Cup. Sebagai Ketua, Marselinus F Ajo Bupu menegaskan bahwa dalam rangka persiapan Soeratin Cup, pihaknya sudah melakukan seleksi pemain secara ketat.

Proses seleksi dimulai sejak Ajo Bupu menerbitkan surat pemberitahuan seleksi Persena U-17 ke sekolah-sekolah. Dalam proses seleksi, Ajo Bupu menegaskan bahwa Persena Nagekeo tidak akan mendatangkan pemain dari luar daerah. Pihaknya fokus membina potensi pemain muda asli Nagekeo.

“Saya punya komitmen sebagai ketua Persena selama ini mungkin saya ada sedikit kesibukan tapi demi kepentingan Nagekeo ke depan saya akan menyiapkan secara baik, baik dalam El-Tari maupun Soeratin Cup. Dan Soeratin-cup ini saya akan menyiapkan secara baik, minimal Nagekeo bisa berbicara” ungkap Ajo Bupu.

Baca Juga :  Koperasi Serviam Bhakti Mandiri Hadir Menjawabi Solusi Ekonomi Kerakyatan

Indra Balik Menyerang

Meski tidak menampik bahwa selama ini tidak ada komunikasi baik dari Askab dengan manajemen Persena 2007, Dispora dan Exco, Ketua Askab Indra Mere Yua saat dikonfirmasi menyebutkan bahwa yang tidak paham aturan itu sebenarnya kubu sebelah. Kepada Flobamoranews Indra membeberkan sejumlah aturan berdasarkan Statuta.

Terkait status Persena di Asprov, Indra memastikan Persena baik itu di bawah naungan Askab maupun kubu Sely Ajo sama-sama bukan anggota Asprov. Yang menjadi anggota Asprov adalah Askab. “Versi mereka kalau Persena anggota Asprov, mereka cari sudah itu aturan. Persena itu bukan anggota Asprov, Logikanya kalau Persena anggota Asprov kenapa Persena tidak jadi voters di Kongres, yang punya hak voters itu Askab bukan Persena” jelas Indra.

Berbicara soal sepakbola kata Indra bicara Statuta. Statuta 2019 anggota Asprov adalah Askab dan Klub, sehingga Persena ini secara Statuta belum menjadi anggota Asprov. Soal keikutsertaan klub Perserikatan di setiap edisi El-Tari, kata Indra terlebih dahulu diputuskan dalam kongres Asprov yang dilaksanakan setiap tahun. Keputusan kongres Asprov menyebutkan bahwa keikutsertaan klub harus ada rekomendasi ini dibicarakan di kongres setiap tahun. “El-Tari Cup di Ende dan Lembata saya tidak mau polemik ini terjadi demi saya tidak mau keluarkan manajemen versi Askab sudah pasti terjadi dualisme” jelas Dia.

Masih seputaran Statuta, Indra juga mengkonfirmasi soal Komunikasi dengan Dinas Pora, manajemen Persena 2007 dan Exco. Di dalam statuta, Ketua Askab yang dibantu oleh pengurus harian (Sekretaris dan Bendahara) tidak perlu berkordinasi dengan Exco untuk urusan selevel pendaftaran klub peserta El-Tari Memorial Cup. Bagi Indra Exco tidak begitu penting dilibatkan dalam urusan pendaftaran maupun pembentukan manajemen Persena.

“Kalau yang begini ranahanya pengurus harian, bukan Exco” katanya.

Kemudian terkait anggaran berangkat ke Rote yang mengakibatkan pemain terlantar hingga gagal total, Indra mengatakan sejatinya selama dua tahun terkahir dia mengurus Persena tanpa uang Pemda. “Soal Anggaran saya sudah bilang tanpa ada satu sen pun bagi saya tidak masalah. Kita mau prestasi bagaimana ketika kami mau seleksi ada pihak (Persena kubu sebelah) yang melarang jangan lakukan seleksi” pungkasnya. (***)