Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Sejarah Kota Kupang, Dari nama Lai Kopan hingga menjadi Kota Kupang

Avatar photo

KUPANG, Flobamora-news.com –Kota Kupang terletak di pesisir Teluk Kupang, di bagian barat laut pulau Timor. Sebagai kota terbesar di NTT, Kota Kupang dipenuhi oleh berbagai suku bangsa seperti Timor, Rote, Sabu, Flores, Sumba, Alor, Tionghoa dan sebagian kecil pendatang dari Jawa dan Sulawesi.

Kota Kupang berpenghuni 631.000 jiwa (Data Dispendukcapil 2016) dengan luas Wilayah 180, 27 km2 terdiri Atas 52 Kelurahan dan 6 kecamatan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Nama ‘Kupang’ sebenarnya berasal dari nama seorang raja, yaitu Nai Kopan atau Lai Kopan, yang memerintah Kota Kupang sebelum bangsa Portugis datang ke Nusa Tenggara Timur. Pada tahun 1436, Pulau Timor mempunyai 12 kota bandar, namun tidak disebutkan namanya.

Baca Juga :  Pmerintah Propinsi NTT Prioritaskan Keberlangsungan Hidup Komodo

Dugaan ini berdasarkan bahwa kota bandar tersebut terletak di pesisir pantai, dan salah satunya yang strategis menghadap ke Teluk Kupang. Daerah ini merupakan wilayah kekuasaan Raja Helong dan yang menjadi raja pada saat itu adalah Raja Koen Lai Bissi.

Alkisah, pada tahun 1613, VOC yang berkedudukan di Batavia (Jakarta), mulai melakukan kegiatan perdagangannya di NTT dengan mengirim tiga kapal yang dipimpin oleh Apolonius Scotte.

Kapal itu menuju Pulau Timor dan berlabuh di Teluk Kupang. Kedatangan rombongan VOC ini diterima oleh Raja Helong, sekaligus menawarkan sebidang tanah untuk keperluan markas VOC. Pada saat itu VOC belum memiliki kekuatan yang tetap di tanah Timor.

Baca Juga :  150 Penari Likurai Akan Tampil di Istana Negara pada HUT RI ke-74

Pada tanggal 29 Desember 1645, seorang padri Portugis bernama Antonio de Sao Jacinto tiba di Kupang. Antonio juga ditawari sebidang tanah untuk keperluan markas dan tawaran itu disambut baik oleh Antonio de Sao Jacinto.

Tanah itu kemudian didirikan benteng yang kemudian ditinggalkan karena terjadi perselisihan di antara mereka. Hari berganti hari, VOC semakin menyadari pentingnya NTT dalam bidang perdagangannya, sehingga pada tahun 1625-1663, VOC melakukan perlawanan ke daerah kedudukan Portugis di Pulau Solor dan dengan bantuan orang-orang Islam di Solor, Benteng Fort Henricus berhasil direbut oleh VOC.