“Memang dari awal tahun (intensitas) hujan cukup tinggi di Karawang dan wilayah hulu sehingga debit air jadi tinggi kemudian meluap ke permukiman warga di Kecamatan Telukjambe Barat, Karawang Barat, Telukjambe Timur, dan Kecamatan Rawamerta, tapi paling besar dampaknya itu di Desa Karangligar dan Mekarmulya di Kecamatan Telukjambe Barat,” ujar Fery saat dihubungi, Minggu (7/1).
Fery mengatakan, eskalasi banjir bisa terus bertambah dikarenakan sejumlah faktor mulai dari faktor cuaca dan faktor topografi di wilayah Karawang khususnya daerah aliran sungai yang lebih rendah dan cenderung melengkung. Bencana banjir akibat luapan air sungai tersebut diakuinya peristiwa yang kerap kali terulang setiap tahun. Untuk itu, pihaknya mengaku perlu langkah teknis yang tepat dalam mencari solusi dari permasalahan tersebut.
“Jadi karena selain kiriman dari hulu, kalau Citarum itu dari Bandung dan Purwakarta tapi kalau sungai Cibeet itu di Cianjur dan Bogor tetapi juga karena kondisi daerahnya yang mencekung yang membuat potensi banjir itu makin besar dengan terjadinya back water,” ungkap Fery.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.