Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Rohani  

Sejarah Lahirnya Lagu Malam Kudus

Avatar photo
IMG 20191223 WA0042

Lalu ia membawakan suara bas, sedangkan Josef Mohr menyanyikan suara tenor. Paduan suara gereja bergabung dengan duet itu pada saat-saat yang telah ditentukan. Dan untuk pertama kalinya lagu Malam Kudus diperdengarkan.

Lalu bagaimana tersebar?

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Tukang orgel turut hadir dalam kebaktian Malam Natal itu. Ia senang sekali mendengarkan lagu Natal yang baru. Mulailah dia bersenandung, mengingat not-not melodi itu dan mengulang-ulangi kata-katanya. “Malam Kudus” masih tetap bergema dalam ingatannya pada saat ia selesai memperbaiki orgel Oderndorf, lalu pulang.

Sekarang masuklah beberapa tokoh baru dalam ceritanya, yaitu Strasser bersaudara. Keempat gadis Strasser itu adalah anak-anak seorang pembuat sarung tangan. Mereka berbakat luar biasa di bidang musik. Sewaktu masih kecil, keempat gadis cilik itu suka menyanyi di pasar, sedangkan ayah mereka menjual sarung tangan buatannya.

Banyak orang mulai memperhatikan mereka, dan bahkan memberi uang atas nyanyiannya. Demikian kecilnya permulaan karier keempat gadis Strasser itu, hanya sekedar menyanyi di pasar. Tetapi mereka cepat menjadi tenar. Mereka sempat berkeliling ke banyak kota.

Baca Juga :  Tuhan Yesus dan Bunda Maria Diperkenalkan Sebelum Menjadi Anggota THS-THM

Yang terutama mereka tonjolkan ialah lagu-lagu rakyat dari tanah air mereka, yakni dari daerah pegunungan negeri Austria. Tukang orgel tadi mampir ke rumah keempat Strasser bersaudara. Kepada mereka ia nyanyikan lagu Natal yang baru saja dipelajarinya dari kedua penciptanya di gereja desa itu.

Salah seorang penyanyi wanita menuliskan kata-kata dan not-not yang mereka dengarkan dari tukang orgel teman mereka. Dengan berbuat demikian mereka pun dapat menghafalkannya. Keempat wanita itu senang menambahkan Malam Kudus pada acara mereka.

Makin lama makin bayak orang yang mendengarnya, sehingga lagu Natal itu mulai dibawa ke negeri-negeri lain pula. Pernah seorang pemimpin konser terkenal mengundang keempat kakak-beradik dari keluarga Strasser itu untuk menghadiri konsernya.
Sebagai atraksi penutup acara yang tak diumumkan sebelumnya, ia pun memanggil keempat wanita itu untuk maju ke depan dan menyanyi. Antara lain, mereka menyanyikan Malam Kudus, yang oleh mereka diberi judul “Lagu dari Surga.”

Baca Juga :  Danrem 161/Wira Sakti Adakan Silaturahmi ke Universitas Muhammadiyah Kupang

Raja dan ratu daerah Saksen menghadiri konser itu. Mereka mengundang rombongan penyanyi Strasser itu untuk datang ke istana pada malam Natal. Tentu di sanapun mereka membawakan lagu Malam Kudus.

Rahasia asal-usulnya

Lagu Natal yang indah itu umumnya dikenal hanya sebagai “lagu rakyat” saja. Tetapi sang raja ingin tahu siapakah pengarangnya. Pemimpin musik di istana, yaitu komponis besar Felix Mandelssohn juga tidak tahu tentang asal-usul lagu natal itu.

Sang raja mengirim seorang utusan khusus untuk menyelidiki rahasia itu. Utusannya hampir saja pulang dengan tangan kosong. Lalu secara kebetulan ia mendengarkan seekor burung piaraan yang sedang bersiul. Lagu siulannya tak lain ialah Malam Kudus.

Setelah utusan raja tahu bahwa burung itu dulu dibawa oleh seseorang dalam perjalanannya dari daerah pegunungan Austria, maka pergilah dia ke sana serta menyelidiki lebih jauh. Mula-mula ia menyangka bahwa barangkali ia akan menemukan lagu itu dalam naskah-naskah karangan Johann Michael Haydn, seorang komponis bangsa Austria yang terkenal.

Baca Juga :  Tuhan Selalu Menumbuhkan Benih di Tanah yang Gersang

Tetapi sia-sia semua penelitiannya. Akan tetapi usaha utusan raja itu telah menimbulkan rasa ingin tahu pada penduduk setempat. Seorang pemimpin koor anak-anak merasa bahwa salah seorang muridnya mungkin, pernah melatih burung yang pandai mengkidungkan Malam Kudus itu.

Maka ia menyembunyikan diri sambil bersiul meniru suara burung tersebut. Segera muncullah seorang anak laki-laki, mencari burung piarannya yang sudah lama lolos. Ternyata anak itu bernama Felix Gruber. Dan lagu yang sudah termasyur itu, yang dulu diajarkan kepada burung piaraannya, ditulis asli oleh ayahnya sendiri.

Demikianlah seorang bocah dan seekor burung turut mengambil peranan dalam menyatakan kepada dunia luar, siapakah sebenarnya yang mengarang “Lagu Natal dari Desa di Gunung” itu.