Selain rendah hati, pada para pembukaan ret-ret yang bertemakan “Hendaklah Kasih Persaudaraan Tetap Ada di Antara Kamu (Ibrani: 13.1) tersebut, Elias mengatakan bahwa melalui ret-ret, anggota bisa merubah pola pikir untuk hidup sederhana, menjadi pribadi yang lebih baik, dan menjadi teladan hidup yang baik di tengah hidup bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Lebih lanjut dikatakan bahwa kegiatan ret -ret sebagai salah satu tahap awal pembinaan iman, mental, fisik, dan organisasi. Ret-ret juga menjadi salah satu wadah untuk membangun iman rohani setiap anggota untuk menjadi orang Katholik yang sejati.
Dalam ret-ret, peserta juga belajar mengenai pentingnya sakramen dalam gereja Katholik. Sebagai seorang Katholik wajib hukumnya untuk mengenal 7 Sakramen dalam Gereja Katholik.
“Anggota THS-THM adalah salah satu tulang punggung gereja Katholik. Karena itu, wajib mengetahui tentang pentingnya 7 Sakramen dalam Gereja Katholik. Setelah mengetahuinya, mereka juga harus memberitahukan ke sesamanya tentang peran dan pentingnya 7 Sakramen itu,” tuturnya.
Elias berharap agar anggota THS -THM tetap mencintai dan menjadi 100 persen orang Katholik dan 100 persen orang Indonesia.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.