Nagekeo, FlobamoraNews.com— Penjabat Bupati Nagekeo, NTT, Herda Helmijaya menyebut bahwa masih banyak pegawai atau ASN di lingkungan pemerintah Kabupaten Nagekeo yang masih tidak peduli dan tanggungjawab atas pekerjaannya. Herda menyoroti soal tingkat keterlibatan pegawai yang mana menurutnya masih rendah sehingga perlu adanya peningkatan.
“Survey menyebutkan, 32% pegawai merasa terlibat atau memiliki, masih rendah sekali, 18% malah pegawai itu cuek saja. Datang absen, tunggu gaji, tunggu tukin, selesai. Mereka tidak tahu output apa yang dihasilkan hari itu. Bahkan apa yang dikerjakan hari itu mereka ga tahu. Ini hampir di semua lembaga” ungkap Herda saat memimpin apel Kekuatan di lingkungan Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Senin 9/12.
Herda menjelaskan, guna meningkatkan rasa memiliki dan keterlibatan tersebut maka paling tidak ada tiga hal yang harus dipenuhi yang pertama adalah Passion yang mana pekerjaan itu haruslah menyenangkan. Akan tetapi, menyenangkan bukan dalam artian seenak-enaknya saja. Kedua pegawai harus memiliki semangat loyalitas terhadap pekerjaan. Curahkan segenap tenaga, pikiran, waktu untuk pekerjaan kita. Ini juga yang kurang disadari.
“Bicara loyalitas. Banyak yang berpikir selesai jam kerja selesailah fungsi ASN. Tidak jarang HP dimatikan. Dihubungi susah alasan diluar jam kerja. Padahal pelayanan publik harus siap siaga 24 jam penuh. Kontrak kita sesungguhnya 24 jam” ujarnya.
Ketiga, paling penting adalah Achievement (capaian atau hasilnya) ” Saya bekerja untuk apa? Pantaskah saya dapat gaji segini. Apa yang sudah bisa saya berikan untuk organisasi, “katanya.
Menurutnya, ketika tiga hal itu dipenuhi baru bisa disebut ASN sebagai pelayan masyarakat memiliki keterlibatan penuh, punya rasa memiliki dan paham apa yang kita lakukan terhadap organisasi.
Lebih lanjut, Penjabat Bupati menerangkan,
bahwa secara teori ada 3 penyebab terjadinya korupsi yang disebut segitiga Korupsi. Pertama, adanya tekanan atau pressure gaya hidup mewah, judi online, pinjaman online, tuntutan untuk berpenampilan berbeda dengan orang lain. Tekanan tersebut memunculkan aspek finansial yang harus dipenuhi sementara penghasilan tidak cukup untuk memenuhinya.
Kedua, mencari kesempatan, kita tutup dimana, apa yang bisa kita manfaatkan, misalnya bendahara penerimaan maupun pengeluaran, godaan bisa lebih tinggi, juga bapak ibu yang melakukan kegiatan fisik. Ketiga, Rasionalisasi, Pembenaran.
“Boleh dong pak, saya ambil sedikit karena kerja saya lebih berat dari yang lain, timbunan kan susah dibuktikan, “ungkapnya lagi.
Ia menambahkan tidak susah untuk membuktikan korupsi. Salah satu indikator adalah sulitnya permintaan data ketika data dibutuhkan. Ini salah satu indikator ada yang tidak beres di organisasi itu.
“Saya selalu berpesan, tolong rapikan data, jangan sampai Aparat Penegak Hukum melihat ada sesuatu dibalik data itu dan APH turun, kalau sudah turun itu repot. Kita ga mau itu terjadi, “pesannya.
Selanjutnya Herda menghimbau untuk tingkatkan engagement terhadap organisasi dan sikap anti korupsi. Semua yang dilakukan semata-mata untuk masyarakat Nagekeo. “Kita adalah pelayan publik, jadi masyarakatlah yang dilayani bukan kita. Camkan itu sehingga kita tidak merasa lebih tinggi dari masyarakat yang kita layani” harapnya. (****)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.