Nagekeo, FlobamoraNews.com — Mendung menggantung di langit pesisir utara laut Flores. Kabut tebal menyelimuti langit Desa Maropokot, Kecamatan Aesesa Kabupaten Nagekeo, Rabu 2 Desember siang. Jarum jam menunjukkan pukul 11: 00 WITA. Suasana jalanan utama Maropokot – Nangadhero tampak sepi, begitupun juga situasi lingkungan SMPS Stella Maris Maropokot yang kelihatan lenggang.
Di setiap ruang kelas, guru-guru sibuk menjelaskan mata pelajaran hari itu kepada siswa. Para siswa tampak antusias mendengarkan pemaparan guru. Demikian aktifitas kegiatan belajar mengajar di sekolah yang tidak jauh dari pesisir pantai itu berlangsung seperti biasanya.
Saat tengah asyik dengan aktifitas masing-masing tiba-tiba bunyi sirene mengaum secara berulang-ulang selema beberapa menit. Dari dalam kelas terdengar suara histeris ‘kami latu, kami latu, kami manga, kami manga. Gemuruh suara kursi meja pun terdengar jelas saat para siswa sigap menyelamatkan diri.
Para siswa yang ada di dalam kelas pun masing-masing menyelamatkan diri di bawah meja. Sesaat kemudian mereka berhamburan keluar berkumpul di halaman kelas. Para guru dan kepala sekolah pun panik, mengecek manakala ada yang cidera atau terluka.
Menggunakan tandu, beberapa orang guru kemudian bergegas menyelamatkan siswa yang masih tertinggal di dalam kelas. Ada beberapa yang mengalami cidera dan pingsan kemudian ditandu dan dibopong guna mendapatkan perawatan darurat. Kepala Sekolah lantas mengarahkan para siswa dan dewan guru untuk berkumpul di titik kumpul melewati jalur evakuasi.
Kejadian itu merupakan simulasi siswa dan seluruh dewan guru SMPS Stella Maris Maropokot dalam menghadapai situasi bencana gempa bumi dan tsunami. Simulasi dilakukan ketika terjadi gempa bumi disaat jam pelajaran. Warga sekolah diajarkan bagaimana langkah-langkah penyelamatan diri saat terjadi bencana alam gempa bumi juga tsunami.
Simulasi ini diajarkan kepada para siswa dan guru bertujuan agat warga sekolah memahami cara dan langkah-langkah evakuasi mandiri menghindari bahaya yang sedang mengancam.
“Yang paling utama adalah tidak boleh ada warga sekolah yang mengalami cedera serius bahkan meninggal dunia akibat bencana. Sebesar apapun bencana tujuan kita adalah menyelamatkan warga sekolah” ungkap Kepala Bidang (Kabid) pencegahan dan kesiapsiagaan pada Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Nagekeo, Marianus U. Dhaky Dae.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.