Petani desa ini, sebut Valdi, memiliki kebun kopi yang kurang terawat karena akses jalan yang susah dilalui. Jalan yang belum diaspal membuat biaya angkut kopi menjadi kendala tersendiri.
“Alangkah baiknya jika dibantu akses jalan agar gaung kopi mereka terdengar di seluruh pelosok negeri. Mereka di sini benar-benar kaya kopi yang bagus, hanya akses jalan yang kurang. Di musism panen banyak kopi tersisa atau terbuang karena kurangnya tenaga kerja untuk petik kopi. Karena medan yang sulit, akhirnya orang pergi ke dataran yang lebih rendah, padahal di sini potensinya luar biasa,” jelas Valdi.
Warga petani kopi Desa Persiapan Mukufoka, Bajawa, kata Valdi, berharap agar pemerintah propinsi dan pusat memperhatikan kondisi mereka. Karena jika sarana jalan diperbaiki, maka panen Kopi Arabika di perkebunan warga akan dapat dimaksimalkan, dan hal ini akan mampu menyejahterakan hidup para petani kopi setempat.
Reporter: Robert
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.