Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Potensi Kopi Ekoheto Bajawa Terkendala Infrastruktur Pemkab Segera Benahi

Avatar photo
20190908 135633

“Kami kurang difasilitasi dinas pertanian baik kabupaten dan propinsi, kurang akses jalan yang kami butuhkan karena belum bagus, padahal hasil kopi Mukufoka lumayan bagus tapi kurang diperhatikan pemerintah. Kami juga alami kekurangan alat pemotong rumput, gunting pohon, dan alat alat lain. Kesuburan tanah di sini subur sekali, apalagi kami lebih pakai pupuk organik dan tidak mau pupuk kimia,” ujar Albertus Meo, tokoh masyarakat Desa Persiapan Mukufoka, Bajawa, Ngada, NTT, saat ditemui di area kebun kopi, (30/8/2019).

Menurut Albertus, potensi kopi di desa ini saja sangat besar karena masyarakat di Desa Persiapan Mukofoka memiliki lahan rata-rata 45-50 are per kepala keluarga. Namun potensi kopi yang besar ini belum bisa digarap maksimal karena kurangnya “campur tangan” pemerintah seperti kurangnya sarana jalan menuju lokasi kebun kopi.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Kami ingin bagaimana agar harga kopi kami supaya ada peningkatan, saat ini boleh dikatakan harga kopi kami diatur orang, bukan kami yang atur, itu kendala, kami minta bantuan pemerintah pusat agar perhatikan kami seperti daerah lainnya seperti di Jember (Jawa Timur), Sumatera dan lainnya. Saat ini kopi datangnya dari Bajawa tapi labelnya dari Manggarai atau Flores, ada kopi merk terkenal, itu kopi kami punya, itu antara lain kelemahan kami di sini,”imbuh Albert.

Baca Juga :  OJK Cabut Izin Usaha PT BPR Efita Dana Sejahtera Depok

Potensi besar kopi dari wilayah Bajawa ini diakui oleh mitra petani yang berasal dari luar Bajawa. Kualitas kopi asal Bajawa ini diakui tidak kalah dengan kualitas kopi lainnya di Indonesia seperti kopi dari Aceh, Toraja, dan kopi dari daeerah lainnya di Indonesia.

Meski diakui berkualitas, namun potensi besar kopi di tempat ini diakui belum digarap maksimal. Di musim panen, masih banyak sekali kopi yang terbuang sia sia karena terkendala tenaga kerja petik kopi dan infrastruktur jalan yang tidak memadai.

Baca Juga :  Kota Kupang Empat Tahun Terakhir Alami Inflasi

“Potensinya luar biasa, rata-rata di sini petani sumber utama penghasilannya adalah kopi dengan kualitas kopi yang tidak kalah dari tempat lain bahkan jauh lebih baik karena tanahnya subur dan jarang menggunakan pupuk kimia sehingga tidak terkontiminasi. Satu petani punya dua hingga tiga kebun kopi, satu kebun petani bisa hasilkan 3 ton gelondongan cherry merah (buah kopi),” ujar Valdi Pratama, mitra petani kopi yang berasal dari Bali.