Oleh: Jhon Orlando
Nagekeo, “Nga’ó mea, taku we’e solo re one riwu rege” (Saya malu dan takut berbicara di depan orang banyak), demikian ungkap Sri dengan bahasa Rendu yang kental saat teman-temannya memilih dia menjadi ketua forum anak Desa Renduwawo. Forum anak yang terbentuk setahun lalu, di bulan juni, sebulan sebelum palu kepala desa mengetok meja pertemuan untuk menetapkan Peraturan Desa Renduwawo nomor 1 tahun 2023 tentang penyelengaraan perlindungan perempuan dan anak Desa Renduwawo.
Matanya tatap lurus menuju meja Kepala Desanya. Ia malu dan takut, sebuah perasaan alami manusia tetapi jauh dari pada itu ini tentang sebuah ruang dan kesempatan yang membuat mereka masih bisa percaya diri berdiri dihadapan teman-temannya untuk berbicara dan memimpin. Tapi, apakah Sri sekarang tetap berucap dengan kalimat yang sama?
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.