Kalau anak-anak itu dilatih bangun pagi-pagi berdoa, membaca Kitab Suci dan setelah itu baru memulai aktifitas, itu ada yang berhasil dan bahkan banyak anak yang berhasil dari melakukan hal tersebut. Tapi kalau anaknya sejak sekolah dulu kerjanya bangun kesiangan, ke sekolah lompat pagar dan jarang masuk sekolah, besar hidup gak jelas, kuliah gak jelas, dan kemudian jadi kepala daerah, ya tidak heran kalau setelah jadi kepala daerah membuat aturan yang menimbulkan masalah-masalah baru bagi masyarakat banyak yang dipimpinnya, dan kemudian karena sudah mendekati pemilihan kepala daerah baru membuat kader baru dan membuat strategi politik dengan mempersiapkan Calon Kepala Daerah buatannya, maka masyarakat perlu hati-hati karena ibarat burung yang sama bulunya akan selalu bersama-sama terbang kemanapun akan terbang. Artinya pemimpin yang sama bulunya akan sama kebijakannya .
Kan masyarakat bisa menilai sendiri, dan itu sangat berdampak bagi kemajuan masa depan dari generasi penerus bagi suatu daerah.
Sebagai seorang politisi bukan hanya pandai bicara, tapi harus punya pengetahuan yang mumpuni agar aturan yang dibuatnya bisa dilaksanakan secara rasional dan logis serta dapat dipertanggungjawabkan, serta omongannya bisa dipegang, jangan asal bunyi (asbun).
Contohnya, pada saat kampanye dulu calon kepala daerahnya berjanji akan memberikan air bersih kepada masyarakatnya dan turis-turis asing yang akan datang ke daerahnya, supaya masyarakat dan turis-turis asing bisa minum langsung dari kran air dengan standar seperti di Eropa, menyiapkam pesawat khusus dan kapal-kapal terbaik untuk mengantarkan seluruh dokter ahli ke daerah-daerah terpencil untuk mengobati masyarakat yang sakit di daerah terpencil dan untuk bersaing dengan Australia dan negara-negara lainnya. Tapi setelah menjadi kepala daerah, mana yang dibuat? Jadi apabila ingin anak-anak sekolah bisa sekolah jam 5 pagi, lebih baik kepala daerah tersebut wujudkan dulu janji-janji kampanye yang pernah diucapkannya kepada masyarakatnya. Kalau tidak bisa mewujudkannya janji-janjinya, maka itu seperti ada lagu, lidah tak bertulang, aku begini dan engkau begitu…alias sami mawon mas.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
Laporkan
Ikuti Kami
Subscribe
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.
