Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Menanti Tragedi Air Mata Bola Bintang Timur Atambua

Avatar photo
FB IMG 1562197461138 1

BELU, Flobamora-news.com –Bicara Bintang Timur Atambua dalam perhelatan babak penyisihan Grup D memperebutkan tiket Perdelapan Final Piala El Tari Memorial Cup (ETMC) 2019 di Kabupaten Malaka, saya kembali teringat akan sebuah buku yang dibuat Kompas dari kumpulan tulisan Sindhunata.

Ragam cerita tentang sepakbola itulah yang ditulis Sindhunata dalam bukunya Air Mata Bola. Buku ini adalah bagian kedua dari trilogi catatan sepakbola Sindhunata yang merupakan kumpulan tulisannya di harian Kompas pada periode 1992 hingga 2000.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Seperti yang selalu dikatakan orang, sepakbola bukan sekadar permainan. Selalu ada drama di sana, selalu ada tautan menuju aspek yang lain dalam kehidupan manusia. Sepakbola bukan hanya sekadar sebuah olahraga yang mempertemukan 22 anak manusia di atas lapangan hijau.

Baca Juga :  Profisiat Forkot (Maumere) dan Media online yang Mempublikasikan Pembangunan Menara Lonceng Santu Yohanes Paulus II Maumere

Tidak ada perhelatan yang begitu mampu menyedot perhatian warga dunia melebihi perhelatan piala dunia sepakbola. Ketika sebuah piala dunia akhirnya digelar, maka seluruh pelosok bumi seakan dilanda demam sepakbola. Tua, muda, lelaki, wanita, hampir semuanya memusatkan pikiran pada sebuah olahraga yang konon disebut sebagai olahraga paling populer.

2957494 5333961

Sepakbola juga adalah lambang nasionalisme, olahraga di mana karakter dan nama baik sebuah bangsa dibawa ke atas lapangan hijau. Di lapangan hijaulah berkumpul 22 orang yang bagai gladiator saling berebut dan mempertahankan harga diri dan martabat pribadi dan bangsanya.

Baca Juga :  ETMC 2019 Telan 42 Miliar APBD Malaka

Sepakbola juga industri, sebuah lapangan luas yang menyedot begitu banyak manusia ke dalamnya yang kemudian diolah menjadi gelimangan dollar atau euro. Para lelaki kekar itu diperas tenaganya, diperjualbelikan secara halus dengan menjaga pundi-pundi uang tetap gendut.

Begitulah, sepakbola tidak selamanya berbicara tentang olahraga dan idealisme, tapi juga menjadi sebuah bentuk penjajahan baru, bentuk baru sebuah industri dan bentuk baru sebuah penindasan.

Sindhunata adalah seorang jurnalis yang juga mendalami filsafat, sangat pandai merangkai kalimat dalam menuturkan ragam cerita di balik kejadian-kejadian besar di dunia sepakbola. Dari catatannya, kita bisa mengurai satu per satu hubungan antara sepakbola dengan sosial, ekonomi, psikologi, filsafat atau apapun itu.

Baca Juga :  Ditahan Imbang Perss Soe, PS Malaka Belum Mampu Rebut Tiket Perdelapan Final

FB IMG 1562219812689 2

Dasar-dasar pemikiran Sindhunata selalu berpijak pada kejadian sepakbola yang kemudian dibawanya melebar kepada banyak perenungan tentang makna hidup dan kehidupan. Buku ini bukan buku yang seluruhnya bercerita tentang sepakbola, tapi buku yang membuat kita berpikir tentang bagaimana sepakbola itu begitu merasuk dalam kehidupan manusia sehinggal menimbulkan sebuah perenungan tentang kehidupan itu sendiri.