Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

150 Penari Likurai Akan Tampil di Istana Negara pada HUT RI ke-74

Avatar photo
images 7

images 5

Untuk diketahui, Tarian Likurai adalah tarian tradisional sejenis tarian perang yang khas dari daerah Belu, Nusa Tenggara Timur (NTT). Tarian ini biasanya dilakukan oleh beberapa penari pria dengan menggunakan pedang dan penari wanita dengan menggunakan Tihar atau kendang kecil sebagai atribut menarinya. Tarian Likurai ini merupakan salah satu tarian tradisional yang cukup terkenal di daerah Belu, Nusa Tenggara Timur, dan sering ditampilkan di berbagai acara seperti penyambutan tamu penting, upacara adat, pertunjukan seni dan festival budaya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Tarian Likurai merupakan salah satu tarian tradisional yang berasal dari daerah Belu, Nusa Tenggara Timur. Tarian ini awalnya merupakan tarian yang sering ditampilkan untuk menyambut para pahlawan yang pulang dari medan perang. Konon pada zaman dahulu di daerah Belu terdapat tradisi memenggal kepala musuh. Sehingga ketika mereka pulang dari medan perang selalu membawa kepala musuh yang dikalahkannya sebagai simbol keperkasaannya.

Baca Juga :  Buka Bersama dan Syukuran HUT ke 62 Kodam IX/Udayana.

Untuk merayakan kemenangan tersebut, biasanya ditampilkan Tari Likurai sebagai tarian penyambutan. Tarian ini merupakan ungkapan rasa syukur dan kegembiraan masyarakat akan kemenangan yang mereka dapatkan dan kembalinya pahlawan dengan selamat. Namun setelah era kemerdekaan, tradisi penggal kepala tersebut dihapuskan. Walaupun begitu, Tari Likurai ini masih dipertahankan oleh masyarakat Belu dan masih sering ditampilkan untuk upacara adat, penyambutan tamu penting, bahkan pertunjukan seni dan budaya.

Pada saat ini Tari Likurai lebih difungsikan sebagai tarian penyambutan para tamu penting yang datang ke sana. Tarian ini dilakukan sebagai wujud penghormatan masyarakat dalam menyambut kedatangan tamu tersebut. Selain itu tarian ini juga menggambarkan ungkapan rasa syukur dan gembira masyarakat dalam menyambut tamu mereka.

Baca Juga :  Kadis Kebudayaan NTT: Kebudayaan Belum Dianggap Penting

Dalam pertunjukannya Tari Likurai ditampilkan oleh para penari wanita dan penari pria. Jumlah penari biasanya terdiri dari 10 orang atau lebih penari wanita dan dua orang penari pria. Dalam Tari Likurai ini penari wanita menggunakan pakaian adat wanita dan membawa Tihar (kendang kecil)untuk menari. Sedangkan penari pria juga menggunakan pakaian adat pria dan membawa pedang sebagai atribut menarinya.

Dalam Tari Likurai ini gerakan penari pria dan penari wanita berbeda. Gerakan penari wanita biasanya didominasi oleh gerakan tangan memainkan kendang dengan cepat dan gerakan kaki menghentak secara bergantian. Selain itu penari juga menari dengan gerakan tubuh yang melenggak-lenggok ke kiri dan ke kanan sesuai irama. Gerakan penari wanita ini cukup sulit, selain harus bergerak menari penari juga harus berkonsentrasi memainkan kendang dan menjaga agar irama yang dimainkan tetap sama dengan penari lainnya.