ads

Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Implementasi Smart Agriculture di Irigasi Mbay Hasilkan 9 Ton Per Ha

Avatar photo
1732788499417
Panen perdana progam Smart Agriculture kerjasama Universitas Brawijaya Malang dan Universitas Nusa Cendana Kupang dengan Pemerintah Kabupaten Nagekeo, Photo dok: FlobamoraNews.com

“Faktor berikutnya adalah matahari, jangan sampai tanaman tidak mendapatkan pasokan sinar matahari dengan baik, berdesak-desakan, sehingga harus diatur sedemikian rupa dengan jarak tanam jajar legowo” jelasnya.

Produksi Gabah Meningkat

Scroll kebawah untuk lihat konten
@media (min-width: 350px) { .infeed { height: 600px; width:300px; } @media (min-width: 500px) { .infeed { height: 600px; width:300px; } } @media (min-width: 800px) { .infeed { height: 600px; width:300px; } } IKLAN DISINI
Ingin Punya Website?  Klik Disini!!!

Implementasi Smart Agriculture oleh kedua lembaga pendidikan tinggi ini mampu memberi dampak positif bagi petani. Para petani mengaku produksi gabah mereka meningkat drastis dari yang sebelumnya hanya berkisar 4 sampai 5 Ton per hektar menjadi 8 sampai 9 ton per hektar. Mikael Polu salah satu pantai yang sawahnya dijadikan sebagai lahan percontohan mengaku bahwa pola jajar legowo yang diterapkan ini hasilnya lebih baik dari yang sebelumnya ditanam dengan jarak yang serampangan.

Kalau saya melihat ada banyak keunggulan, awalnya memang saya ragu karena jarak terlalu jauh, jarak tanam 12 Cm jarak lorongnya 40 Cm ternyata baru 12 HST kita melihat ini luar biasa” ungkap Mikael saat diwawancarai usai panen raya.

Kemudian hal baru yang ia temua adalah bagaimana aplikasi pupuk yang sebelumnya dilakukan dua sampai tiga Minggu setelah tanam, smart agriculture malah menganjurkan satu hari setelah tanam. “Kalau dulu kan kita bisa dua Minggu setelah tanam tapi ini satu hari setelah tanam dan hasilnya kelihatan, bagaimana memacu pertumbuhan padi begitu cepat anakan padi 1 rumpun 50 sampai 60, sampai padi keluar ada yang sampai 254 butir padi” jelasnya.