JAKARTA, Flobamora-news.com — Kelompok aktivis yang tergabung dalam Teater Sinar Lilin, Jumat sore (15/12) menggelar aksi teaterikal di halaman Fakultas Ilmu Sosial Universitas Negeri Jakarta (UNJ) di Rawamangun, Jakarta Timur.
Aksi teaterikal yang diberi judul “Jangan Ganggu Anakku” itu berkisah tentang pengusutan kasus korupsi yang melibatkan lingkaran terdekat kekuasaan, dan akhirnya memakan korban, yakni lembaga yang bertugas memberantas korupsi.
Mahasiswa Universitas Nasional (Unas) Hasnu Ibrahim yang menjadi narator aksi teaterikal ini mengatakan, kisah ini terjadi di suatu negeri, bukan di Konoha, bukan juga di Wakanda.
Penguasa di negeri, dalam aksi teaterikal disebut sebagai Bos Negara, awalnya ketika belum berkuasa digambarkan para pemujanya sebagai pria yang sederhana dan terlihat lugu.
“Kala itu penampilannya seperti rakyat jelata. Namun seiring dengan berjalannya waktu, sari pati kekuasaan memabukkan dan membuatnya ketagihan,” ujar Hasnu.
Disambungnya, entah bisikan siapa dan dari mana, mulai muncul keinginan Bos Negara untuk berkuasa selama-lamanya. Segala cara dia gunakan untuk menumpuk kekuasaan. Dia mulai menempatkan orang-orang kepercayaan yang bisa dengan mudah disetirnya di berbagai posisi penting Negara.
“Tidak cukup sampai di situ, dia mulai mempersiapkan putra sulungnya untuk melanjutkan kekuasaan keluarga mereka,” kata sang narator lagi.
“Putra sulung ini dikarbit habis-habisan. Tak boleh diganggu. Siapapun yang menghalangi perjalanan sang putra sulung harus berhadapan dengan tentakel kekuasaan Bos Negara,” sambungnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.