Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Meneropong Lebih Dekat Model Pengukuran Kemiskinan, Permasalahan, dan Alternatif Kebijakan

Avatar photo
20190923 223457

Ukuran kemiskinan dilihat dari tingkat pendapatan dapat dikelompokkan menjadi kemiskinan absolut dan kemiskinan relatif (Ginandjar,1996).

Seseorang dikatakan miskin secara absolut apabila pendapatannya lebih rendah dari garis kemiskinan absolut atau dengan istilah lain jumlah pendapatannya tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan hidup minimum.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Apabila kemiskinan dilihat dari pola waktu, kemiskinan dapat dibedakan menjadi kemiskinan yang terus-menerus (persistent poverty), kemiskinan siklus (cyclical poverty), kemiskinan musiman (seasonal poverty), dan kemiskinan tidak sengaja (accidental poverty ).

Baca Juga :  Gubernur NTT: Kenapa Pemerintah Mendukung Tambak Garam

Pemahaman kemiskinan dari pola waktu persistent poverty adalah kemiskinan yang telah kronis atau turun-temurun. Daerah yang penduduknya tergolong miskin umumnya merupakan daerah-daerah yang kritis sumber daya alamnya, atau daerahnya terisolasi, sehingga tidak memiliki akses jalan dan transportasi dengan daerah lainnya.

Sedangkan, pola cyclical poverty, yaitu kemiskinan yang mengikuti pola siklus ekonomi secara keseluruhan. Selanjutnya Pola seasonal poverty yaitu kemiskinan musiman seperti sering ditemukan pada masyarakat yang mempunyai mata pencaharian sebagai nelayan dan buruh pada pertanian tanaman pangan. Terakhir, Pola accidental poverty yakni kemiskinan dikarenakan adanya bencana alam atau dampak dari adanya suatu kebijakan tertentu yang menyebabkan menurunnya tingkat kesejahteraan suatu masyarakat.