Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pesan Refleksi Bupati Don di HUT ke-17 Kabupaten Nagekeo

Avatar photo
Reporter : Sevrin Editor: Redaksi
1702041693405
Bupati Nagekeo Johanes Don Bosco Do, Photo dok: FlobamoraNews

Di hari pertama, kita disadarkan pada warisan leluhur kita, puncak literasi yang sudah dicapai oleh para leluhur kita melalui tenunan dan anyaman yang sekaran sedang kita pakai bersama. Kita berusaha ke depan harus bisa seperti Bali yang punya potensi literasi. Salah satu contoh yang saya sampaikan pada kesempatan ini data 2014 Bali berhasil mendatangkan devisa dari penjualan lukisan 2,4 juta dolar.

“Kita punya tenun dan anyam, tugas kita sekarang menaikan mutu, memastikan hasil tenunan warisan nenek moyang ini bisa masuk dalam selera pasar dunia” pesan Don Bosco.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kemudian lanjut Don Bosco, kita juga fokus kepada pengembangan sumberdaya manusia di bidang pendidikan khususnya pendidikan tingkat dasar. Even ini menyadarkan kita untuk tetap memelihara dan melestarikan alam dan lingkungan hidup kita. Ada rombongan kemping melihat gunung, padang, menikmati pemandangan alam dan ada juga penghijauan yang dipusatkan di kawasan hutan mangrove.

“Proyek strategis Nasional yang sudah ada di depan mata kita ini dapat kita jaga melalui pelestarian alam dan hutan sehingga dapat membantu menampung air yang akan ditampung di waduk. Di pesisir kita juga menyadarkan masyarakat pesisir untuk bisa mengelola alam dengan tidak merusak bakau, sehingga fungsi ekonomis dan ekologis berjalan beriringan” ungkap Don Bosco.

Selanjutnya, Festival One Be membawa kita untuk kembali menggali nilai dan keyakinan yang diwariskan oleh orang tua kita melalui atraksi. Tinju adat (etu) memiliki filosofis yang sangat tinggi selain yang gampang kita maknai bahwa ini adalah arena di mana kaum pria menunjukkan keperkasaannya akan tetapi lebih dari itu makna yang terkandung di dalamnya bahwa kita menyadari dalam kehidupan bersama tidak dapat dihindari perbedaan bahkan perseteruan.

“Lebih dari itu aktraksi (tinju) ini mengajarkan kepada kita bahwa kita adalah makhluk tertinggi ciptaan Tuhan yang punya kemampuan di atas jauh dari primata, kita punya kesadaran untuk segera merajut persaudaraan” tuturnya.