“Dalam upaya untuk membudayakan membaca itu, setiap pagi digelar literasi umum dilanjutkan dengan membaca 15 menit sebelum memulai KBM. Kalau membaca buku-buku di perpustakaan itu dilakukan setiap hari Jumat,” terangnya.
Setelah selesai membaca sebuah buku, dilakukan evaluasi di kelas terkait judul buku serta isi buku tersebut. Setelah itu, siswa diminta untuk menceritakan kembali di depan kelas dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.
Irma juga meminta para guru agar selalu mendidik dan menyiapkan para siswa agar mampu menjadi generasi emas sehingga mampu bersaing di tingkat daerah, nasional, dan internasional.
“Peserta didik ibarat kertas putih. Apa yang kita tulis itu yang dia pegang sehingga dia perlu diisi terus dengan hal-hal yang positif. Maka tugas para guru adalah untuk terus mengingatkan, mengingatkan dan mengingatkan kepada peserta didik tentang hal yang positif karena mereka ini masih anak-anak,” ujarnya.
Saat ini, kata Irma, sekolahnya masih kekurangan buku-buku jenis fiksi. Oleh karena itu, ia berharap ada pihak, terutama Pemkot Kupang, yang menyumbangkan buku-buku fiksi ke sekolahnya.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.