Regenerasi Tenun Ikat di Nagekeo dan Model Intervensi Program CSR PT TBIG

Avatar photo
IMG 20250427 WA0044
Cleofania Woga Nenu penenun milenial di Nagekeo

Nagekeo, FlobamoraNews –, Maria Wea baru saja pulang latihan voly di sekolahnya. Setiba di rumah, siswi kelas 9 SMPN 5 Boawae , Kecamatan Boawae, Kabupaten Nagekeo, NTT itu langsung istirahat karena kecapaian. Belum juga memejamkan mata, Ia kemudian bangun teringat akan sisa tenunan yang tinggal sedikit lagi selesai.

Remaja 15 tahun ini kemudian keluar dari kamar beranjak ke belakang dapur membasuh mukanya. Ia lantas menghampiri peralatan tenun yang berada di ruang tamu lalu duduk dengan posisi kaki terlentang ke depan. Sang ibu yang juga baru selesai menenun di sudut ruang tengah kemudian membantu Maria mengebatkan tali pengait di pinggang.

Scroll kebawah untuk lihat konten
Ingin Punya Website? Klik Disini!!!

“Mau kasi habis memang, ini tinggal sedikit lagi selesai” ungkap Maria.

Bak penenun profesional, jari jemarinya dengan cekatan mengaitkan benang emas membentuk sebuah motif di atas gugusan benang hitam di hadapannya. Jenis kain yang ia tenun adalah kain sarung adat khas Nagekeo. Masyarakat Nagekeo menyebutnya Ragi. Kedua tangannya lalu menghentakkan balok kayu pemisah antara kedua gugusan benang hingga menimbulkan bunyi takkk…takkk…takkk.. .Begitu dan seterusnya.