Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

VBL Lounching Sophia

Avatar photo
IMG 20190620 WA0007

Dalam kesempatannya membawakan sambutan di hari berbahasa inggris itu, Wakil Gubernur Yosef Nae Soi mengungkapkan setujunya, untuk sebutan *_Rainbow Economic_*.

“Jika sebelumnya NTT dikenal memiliki pembangunan dengan sebutan ekonomi hijau (kelor) dan ekonomi biru (laut). Saat ini, NTT bisa lebih dikenal dengan ekonomi _rainbow_ (pelangi). Dengan Pariwisata sebagai sektor penggerak utama dan Sophia sebagai salah-satu produk dari ekonomi pelangi,” kata Josef dalam bahasa Inggris mengiyakan apa yang disampaikan Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Beni, M.Si, Ph.D.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

‘Gubernur Dua’ itu juga mengaku bangga, dengan program pengiriman anak-anak NTT ke Griffith University Australia, untuk belajar pariwisata. Ia berharap, mereka dapat belajar serius, memperbaiki kualitas diri, mengangkat derajat NTT yang masih terkategori sebagai daerah miskin dan bodoh.

Baca Juga :  Pj Bupati Nagekeo Ajak Perbankan Kolaborasi Bangun Ibukota Agar Tak Disebut Berwajah Desa

Sementara itu, dalam sambutan pembukanya, Rektor Undana, Prof. Ir. Fredrik L. Beni, M.Si, Ph.D menyebutkan bahwa Sophia, akan dijadikan merek dagang. Baginya, peristiwa peluncuran Sophia hari itu merupakan momen bersejarah.

“Sebelumnya, Sophia diberikan kepada para tester untuk kemudian dilanjutkan ke BPOM, seterusnya didaftarkan di Kementerian Hukum dan HAM untuk mendapatkan hak Paten. Setelah itu Sophia boleh diedarkan luas di masyarakat dan di luar negeri,” demikian kata Benu membawakan sambutannya dalam dua bahasa.

“Kita akan jadikan trade merk, Sulawesi, misalnya punya Cap Tikus. Jadi, kalau ekonomi rakyat dikembangkan, kita akan bisa sampai pada taraf nasional dan internasional,” tambahnya dalam kesempatan sore itu.