Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

BNPB Serahkan Dukungan untuk Penanganan Bencana Tanah Longsor Banjarnegara

Avatar photo
Reporter : Lia Editor: Redaksi
IMG 20240116 094615

Adapun dukungan logistik dan peralatan yang diserahkan meliputi tenda keluarga 4×4 50 set, sembako 200 paket, makanan siap saji 200 paket, terpal 200 lembar, hygine kit 200 paket, selimut 200 lembar, matras 200 lembar, valtbed 100 unit, genset 2 unit, dan alkon/sedot air 2 unit. Penyerahan dukungan itu dilakukan secara simbolis oleh Deputi logpal BNPB kepada Kepala Pelaksana BPBD Kabupaten Banjarnegara.

Secara umum berdasarkan hasil kaji cepat sementara, wilayah terdampak tanah longsor ini mencakup enam kecamatan yang meliputi Banjar Mangu, Bulan, Pagentan, Wanayasa, Pandan Arum dan Susukan.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

*Rencana Relokasi*

Kecamatan Banjar Mangu menjadi lokasi terdampak dengan kerusakan yang dialamai yaitu 8 rumah dengan kondisi rusak berat, 2 rumah rusak sedang dan 1 rumah rusak ringan. Area tersebut berada di dekat wilayah yang pernah mengalami kejadian tanah longsor pada 2014 silam. Pada persitiwa itu seratus lebih warga menjadi korban.

Baca Juga :  Status Gunungapi Lewotobi Laki-Laki Naik Level IV (AWAS), BPBD Flores Timur Optimalkan Penanganan Darurat

Pemkab Banjarnegara sudah menyediakan lahan yang rencananya akan digunakan sebagai hunian sementara (huntara) di lokasi yang dibilai aman dan tidak jauh dari lokasi tanah yang terdampak longsor. Jika ditarik garis lurus, lokasinya berada sekitar 300 meter di atas lahan lapang.

Rencana awal, pembangunan huntara itu dikhususkan untuk sembilan rumah terdampak hingga pembangunan huntap selesai dikerjakan. Kedepannya belum diputuskan apakah lokasi pembangunan hunian tetap (huntap) akan dibangun di lokasi huntara atau di lokasi lain.

Dari hasil kunjungan ke lokasi terdampak, Deputi logpal BNPB berdiskusi dengan pihak Pemkab terkait aspek-aspek yang harus diperhatikan jika memang akan dibangun huntara atau pembangunan kembali rumah masyarakat di lokasi yang sama atau insitu. Dengan menimbang aspek-aspek seperti lokasi yang aman terhadap potensi bencana serupa atau jenis bencana lain, maka Deputi logpal BNPB menyarankan agar hal itu didiskusikan dengan lintas instansi terkait seperti PVMBG, Badan Geologi, BMKG dan lainnya.

Baca Juga :  Pemkot Kupang Dukung Gerakan Pembumian Pancasila 

“Pemkab Banjarnegara telah menyiapkan huntara sambil menunggu ke relokasi.
Huntara ini hanya sekitar 300 meter dari lokasi terdampak. Bidang lahannya datar dan cukup aman. Apakah huntara akan jadi huntap nanti keputusannya ada di Pemkab,” jelas Lilik.

“Kami merekomendasikan agar pihak Pemkab berdiskusi dengan PVMBG, Badan Geologi, BMKG dan yang lainnya terkait pemilihan lokasi yang aman,” imbuhnya.

Terkait pembangunannya, Lilik mengatakan bahwa sembilan rumah huntara akan dibiayai menggunakan APBD setempat. Namun Lilik tetap berpesan agar struktur bangunannya dibangun dengan memperhatikan aspek kekuatan terhadap potensi gempabumi maupun potensi bencana yang lainnya.

“Saya lihat pemda sudah mandiri. Namun tetap disarankan harus mengikuti bangunan tahan gempa dan bencana. Harus kuat harus proses standar sesuai yang direkomendasikan,” jelas Lilik.

*Destana Terbaik*

Dalam rangkaian kunjungan ke lokasi terdampak bencana tanah longsor di Banjarnegara, Lilik Kurniawan beserta rombongan juga menyempatkan diri melihat Desa Tangguh Bencana (Destana) Desa Dawuan yang diprakarsai oleh kelompok relawan setempat.

Baca Juga :  Moeldoko: Julie Sutrisno Laiskodat Layak Pimpin HKTI NTT Periode 2021-2027

Destana Dawuan menurut mantan Direktur Pemberdayaan Masyarakat BNPB itu merupakan yang terbaik se-Kabupaten Banjarnegara dan menjadi salah satu Destana terbaik di Indonesia. Alasannya, Destana Dawuan mampu menggerakkan masyarakat untuk lebih tanggap bencana sekaligus mengkolaborasikan ketangguhan desa dengan sektor pariwisata. Destana Dawuan juga memiliki shelter pengungsi ketika terjadi bencana diwilayah sekitar.

Desa Dawuan di mata Lilik adalah desa wisata yang dapat mewujudkan dua hal yang saling beririsan tersebut. Sehingga predikat sebagai desa wisata aman bencana patut disandang dan menjadi contoh yang baik dalam pengelolaan wisata aman bencana. Bahkan dalam satu tahun terakhir Desa Dawuan mampu membukukan pendapatan hingga mencapai 1 miliar dari sektor pariwisata yang aman bencana.

Disclaimer:
Artikel Ini Merupakan Kerja Sama Flobamora-News.Com Dengan BNPB . Hal yang terkait dengan tulisan, foto, grafis, video, dan keseluruhan isi artikel menjadi tanggung jawab BNPB .