Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Gadis Cantik Asli Timor Leste Bercampur Atambua Ikhlas Mengabdi di Pedalaman Papua

Avatar photo
20190627 095549

Mereka tidak lagi ke hutan.Kami guru bersikeras berkata kepada orangtua, “cukup mace dan pace saja ke hutan anak dorang dengan kita belajar supaya besok besok mereka bisa beli berasa kasih pace dorang makan ka”

Sekarang semua lagu nasional mereka sudah bisa menyanyikan, bahkan bahasa Inggris ajaran dasar pun sudah bisa mereka sebutkan dan pahami maksudnya.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Saya percaya ketika seorang guru bekerja dgn niat baik, leluhur dan nenek moyang orang papua merestui bahkan Tuhan melihat semua ketulusan kita maka diberkati semua usaha kita, walau kadang banyak yg berkata, “kalian bertahan?”
Kalau bukan kita siapa lagi?
Saya Papua, Saya Indonesia

Baca Juga :  Kajian Tentang Potret Profesi Arsitek dan UU Arsitek

Anak didik saya bermimpi suatu saat nanti seiring matahari terbit di ufuk timur ini kami yg kulitnya hitam dan rambutnya keriting bisa menjadi orang No 1.
Aamiin Nak….semuanya bisa. Yang rajin belajar dan berdoa…”
Mimpi itu Luka, tapi luka jika diobati akan sembuh.

Sebagai seorang guru kami menyiapkan perpustakan mini dgn jumlah buku 500 buah utk dibaca setiap jam 16.00 WIT di rumah kami

Anak anak didik saya berkata yg paling membuat saya terharu,” Ibu guru pisang goreng ni kenapa harus orang kulit putih ee yang jual, padahal kami pisang banyak sekali yg ditanam?”
Saya menjawab,:”Karena kamu selama ini malas, coba kamu pikir kamu jual pisang kasih orang orang kulit putih mereka buat pisang goreng kamu beli lagi..yang untung siapa?? Lebih baik mari sini ibu ajar kamu buat pisang goreng supaya kamu tahu dan menghasilkan uang utk beli buku,” (Diana)