Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Kasus Pasar Danga, Kapolres Nagekeo Diingatkan Agar Tidak Ditunggangi Kepentingan Politik

Avatar photo
Reporter : LIA Editor: Redaksi
IMG 20230320 WA0067

Yang saya saksikan di Pasar Danga, liingkungan pasar yang sebelumnya kotor, becek dan kumuh, ditata kembali jadi bersih dan rapi dan elok dipandang mata. Masyarakat Nagekeo semua tahulah kondisi pasar Danga seperti apa dulunya. Silahkan masyarakat membandingkan dengan kondisi saat ini. Jadi jangan dibangun narasi seolah-olah rehab penataan pasar tersebut menimbulkan polemik di masyarakat. Masyarakat yang mana bos?” kritiknya lagi.

Petrus sendiri mengaku heran, karena menurut penyidik Polres Nagekeo, 4 Los pasar yang sudah dibangun lebih dari 20 tahun apakah masih ada nilainya bukunya?

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Inspektorat Daerah, BPKP dan BPK RI tolong jelaskan itu? Agar tidak berkembang opini liar yang menyesatkan publik. Apalagi los-los pasar itu tidak pernah direhab dan dalam keadaan rusak dan kumuh,” beber Petrus

TPDI merasa sangat janggal dan aneh kalau penataan Pasar Danga dikategorikan sebagai Tindak Pidana Korupsi?

“Dikatakan merugikan uang negara. Itu hasil pemeriksaan dari lembaga mana? Kita semua tahu kalau umur ekonomis gedung/bangunan milik negara itu hanya selama 20 tahun. Setiap tahun dalam neraca keuangan daerah, dilakukan penghapusan sebesar 5 persen dari nilai bangunan. Jadi kalau umur bangunan sudah lebih dari 20 tahun maka nilai bangunan sudah menjadi NOL,” papar Peteus.

Jadi, lanjut Petrus, penyidik Polres Nagekeo jangan salah mengartikan bahwa nilai bangunan (nilai perolehan saat dibangun, red) dengan nilai bangunan setelah digunakan lebih dari 20 tahun, itu masih sama nilainya.

“Ini sangat menyesatkan opini publik. Jadi penyidik jangan berasumsi sendiri. Bangunan milik negara itu nilainya menjadi NOL setelah berumur lebih dari 20 tahun. Apalagi tidak pernah di rehabilitasi. Tapi saya heran kok bisa dikatakan total lost hingga Rp 300-an juta? Belajar dimana? Hehehe….,” kritiknya lagi.

Petrus menjelaskan, nilai bangunan dan kendaraan akan turun setiap tahun. Nilainya menurun sesuai dengan nilai penyusutan setiap tahunnya.

“Kalau bangunan, umur ekonomisnya dua puluh tahun, setelah itu dapat dihapus karena nilainya sudah NOL,” tandasnya.

Sedangkan nilai tanah, lanjut Petrus, akan terus meningkat setiap tahun.