“Penyakit sosial yang masih membelenggu umat antara lain adat-istiadat dan tradisi, minimnya asupan pangan dan gizi yang cukup, tingkat konsumsi miras yang tinggi serta budaya perjudian yang telah menjadi darah daging dan sulit dihilangkan,” ujar Uskup Dominikus.
Pihaknya juga menegur pemerintah untuk serius menangani stunting melalui berbagai program yang tepat sasaran terlebih tidak bermental proyek semata terlebih menjelang Pilkada 2020 mendatang.
“Pemerintah jangan hanya fokus mengurus politik dan mengejar proyek semata, namun harus mengutamakan pelayanan kemasyarakatan untuk mewujudkan kesejahteraannya,” pinta Uskup Dominikus.
Pantauan media, dalam kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Belu Gerakan Masyarakat Peduli Stunting Tahun 2019 dibuka secara resmi oleh Bupati Belu Willybrodus Lay dan ditandai dengan pemukulan gong oleh Uskup Atambua Mgr. Domikus Saku, Pr.
Turut hadir dalam kegiatan tersebut Unsur Pemerintah Provinsi NTT, Pimpinan Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Lingkup OPD Kabupaten Belu, LSM, serta berbagai unsur terkait lainnya.
Reporter: Ricky Anyan
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.