Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

NTT dan Belu Berkontribusi Pada Tingginya Stunting di Indonesia

Avatar photo
20190730 190922

“Penyakit sosial yang masih membelenggu umat antara lain adat-istiadat dan tradisi, minimnya asupan pangan dan gizi yang cukup, tingkat konsumsi miras yang tinggi serta budaya perjudian yang telah menjadi darah daging dan sulit dihilangkan,” ujar Uskup Dominikus.

Pihaknya juga menegur pemerintah untuk serius menangani stunting melalui berbagai program yang tepat sasaran terlebih tidak bermental proyek semata terlebih menjelang Pilkada 2020 mendatang.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

“Pemerintah jangan hanya fokus mengurus politik dan mengejar proyek semata, namun harus mengutamakan pelayanan kemasyarakatan untuk mewujudkan kesejahteraannya,” pinta Uskup Dominikus.

Baca Juga :  Presiden RI Tinjau Program Perbaikan Stunting Di Desa Kesetnana, Kab. Timor Tengah Selatan

Pantauan media, dalam kegiatan Rembuk Stunting Kabupaten Belu Gerakan Masyarakat Peduli Stunting Tahun 2019 dibuka secara resmi oleh Bupati Belu Willybrodus Lay dan ditandai dengan pemukulan gong oleh Uskup Atambua Mgr. Domikus Saku, Pr.

Turut hadir dalam kegiatan tersebut Unsur Pemerintah Provinsi NTT, Pimpinan Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat, Lingkup OPD Kabupaten Belu, LSM, serta berbagai unsur terkait lainnya.


Reporter: Ricky Anyan