Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Sebelum Dili, Timor Leste Punya Ibu Kota yang Lain

Avatar photo
Catatan Sejarah 28 November Timor Timur Merdeka dari Portugis

Setelah Perang Dunia, Timor Portugis kembali dikuasai Portugal. Namun, menurut Adam Schwarz dalam A Nation in Waiting: Indonesia in the 1990s, Timor Portugis pada masa itu dipandang pemerintah Portugal hanya sebagai pos perdagangan yang tidak terlalu penting. Investasi di bidang infrastruktur, kesehatan dan pendidikan sangat minim. Peran utama koloni itu hanya sebagai tempat pengasingan orang-orang yang dianggap “bermasalah” oleh pemerintah di Lisbon, termasuk tahanan politik.

Pada tahun 1955, Timor Portugis dinyatakan sebagai “Provinsi Luar Negeri” Republik Portugal. Sementara itu, kawasan Timor Barat bekas jajahan Belanda telah menjadi bagian dari Republik Indonesia yang berdaulat.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Sinar terang muncul bagi rakyat Timor Portugis pada 1974, ketika Portugal dilanda Revolusi Anyelir yang salah satu tuntutannya ialah Portugal harus melepaskan daerah-daerah koloni yang tercatat sebagai provinsi luar negeri.

Baca Juga :  Presiden Jokowi Dorong Perdamaian di Semenanjung Korea
IMG 20190619 WA0029
Monumen Lifau sebagai tempat pertama kali Misionaris Katholik menginjakkan kakinya di Pulau Timor

Rakyat Timor Portugis mulai berhitung soal kemerdekaan. Mereka mendirikan partai-partai politik, antara lain União Democrática Timorense (UDT)—bentukan sejumlah tuan tanah kaya bekas kolaborator Portugal, Frente Revolucionária de Timor-Leste Independente (FRETILIN)—kelompok yang hendak memperjuangkan kemerdekaan Timor Leste, dan Associacão Popular Democratica Timorense (APODETI) yang ingin Timor Leste bergabung dengan Indonesia.

Perselisihan politik tidak terhindarkan dan konflik bersenjata segera menyusul. Mario Lemos Pires, gubernur Timor Portugis, kewalahan. Pada 28 November 1975, FRETILIN mendeklarasikan kemerdekaan Timor Leste dari Portugis.

Baca Juga :  Presiden Moon Jae-In Apresiasi Peran Indonesia Dalam Kerja Sama Indo-Pasifik

Kemerdekaan ini tak bertahan lama. Dua minggu setelah mencium aroma kemerdekaan, Timor Leste mendapat gempuran Tentara Nasional Indonesia. Tepatnya, pada tanggal 17 Juli 1976, Indonesia secara resmi menyatakan Timor Leste, dengan nama Timor Timur, telah jadi provinsinya yang ke-27.

Para pejuang kemerdekaan Timor Leste pun kembali harus menghadapi penjajah baru. Akhirnya, pada tanggal 20 September 1999 pasukan penjaga perdamaian International Force for East Timor (INTERFET) tiba dan mengakhiri hal ini. Pada 20 Mei 2002, Timor Timur diakui secara internasional sebagai negara merdeka dengan nama Timor Leste dengan sokongan luar biasa dari PBB. (Richi Anyan)