Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Sebelum Dili, Timor Leste Punya Ibu Kota yang Lain

Avatar photo
Catatan Sejarah 28 November Timor Timur Merdeka dari Portugis

Kaum Topasses jadi semakin sukar dikendalikan. Tahun 1769, ibukota Timor Portugis dipindahkan ke Dili karena ancaman orang-orang Topasses. Sementara di Timor bagian barat, Belanda terus memperluas kekuasaannya.

Akhirnya, lewat Perjanjian Lisbon tahun 1859, ada kesepakatan pembagian wilayah Pulau Timor antara Timor Portugis dan Hindia Belanda. Portugis di timur dan Hindia Belanda di bagian Barat.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Ratusan tahun dijajah Portugal, akhirnya pada tahun 1910 sampai 1912 orang Timor Portugis melakukan pemberontakan yang cukup besar buat mengguncang keadaan. Perlawanan itu dikenal sebagai Pemberontakan Timor Timur atau Pemberontakan Manufahi.

Baca Juga :  Gubuk Kecil Pra TMMD Menjadi Cerita Suka Cita Warga Bersama Babinsanya

images 4

Geoffrey C. Gunn dalam Historical Dictionary of East Timor mencatat salah satu peristiwa paling brutal dalam pemberontakan itu: pada Februari 1912, pemberontak dari satu bekas kerajaan Timor memasuki ibukota Dili. Mereka menjarah dan membakar pemukiman orang-orang Portugis serta menggorok para tentara. Balasannya, Portugal mengirimkan tentara dari Mozambik dan sebuah kapal perang dari Macau.

Menurut Constancio Pinto dan Matthew Jardine dalam East Timor’s Unfinished Struggle: Inside the East Timor Resistance, 3.424 orang Timor terbunuh dan 12.567 orang luka-luka dalam kemelut tersebut. Sementara di pihak Portugis ada 289 orang korban tewas dan 600 korban cedera.

Baca Juga :  Pena Batas Sayangkan Sikap Kasat Ivans, Intan TTU Malah Tantang Sang Kasat

Selama Perang Dunia Kedua, Timor Portugis “dijaga” oleh pasukan Australia dan Belanda. Jepang, lawan mereka, tiba di kawasan itu pada Februari 1942. Situasi itu kembali menyeret rakyat Timor Portugis ke dalam perang. Pada 19 Februari 1942, sebuah pertempuran meletus. Rakyat Timor membantu kubu Sekutu menghadang Jepang.

Akibatnya, sekalipun Sekutu telah mundur dari Timor Portugis, penduduk setempat harus terus berperang melawan Jepang. Sebagian besar kematian warga sipil disebabkan oleh pembalasan Jepang yang berlangsung sampai tahun 1945. Menurut situs pertahanan Australia, ada 40.000 sampai 70.000 orang Timor Portugis terbunuh dalam perang tersebut.