Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Diduga Ada Mafia BBM Subsidi Oleh Beberapa Perusahaan di Perbatasan RI-RDTL

Avatar photo
IMG 20190702 WA0076
Sejumlah Truk milik perusahaan Industri ikut antre di SPBU Halifehan

“Saya punya data. Sejumlah perusahaan besar di Belu tidak pernah beli solar industri. Yang beli solar industri hanya satu sampai dua perusahan saja. Lalu mereka ambil BBM dimana karena stok dexalite di SPBU Fatubanao juga tidak seberapa banyak,” tukasnya.

Pantauan media, BBM jenis solar semakin langka terjadi di sejumlah Stasiun Pengisian Bahan Bakar Umum (SPBU) di Atambua, Kabupaten Belu, Timor Barat, Perbatasan RI-Timor Leste. Sejumlah pengendara angkutan umum dan barang harus rela antri lama akibat sulitnya mendapat solar. Kelangkaan Solar ini sudah terjadi sejak pekan lalu hingga hari ini, Selasa (02/07/2019) pagi.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pantauan Pena Batas RI-RDTL, kondisi tersebut terlihat di SPBU Halifehan – Kecamatan Kota Atambua, SPBU Wekatimun – Sesekoe – Kecamatan Atambua Barat, SPBU Wekatimun -Kecamatan Atambua Barat, SPBU Dari babak – Atambua Selatan, SPBU Naresa – Kecamatan Tasifeto Barat, dan SPBU Halilulik – Tasifeto Barat.

Baca Juga :  Kabar Baik! Lima Polres Baru di NTT akan segera Dibentuk, Termasuk Polres Malaka

Di SPBU Halifehan, sejumlah truck teronton milik sejumlah Perusahaan yang mengantri diduga akan mengambil solar subsidi terpaksa diusir keluar dari area SPBU oleh petugas gabungan dari Bagian Ekonomi Setda Belu dan Kesbangpol Kabupaten Belu yang memantau pada Selasa (2/7/2019) pagi. Akan tetapi, di sejumlah SPBU lain masih terlihat beberapa truk tronton yang mengisi BBM di beberapa SPBU lain.

Sebagai informasi, sesuai dengan Peraturan Presiden (Perpres) Nomor 191 Tahun 2014‎, pengguna BBM Tertentu adalah rumah tangga, usaha mikro, usaha pertanian, usaha perikanan, transportasi dan pelayanan umum. (Richi Anyan)