Tema, Mendigdayakan NU, menjemput Abad kedua, menuju Kebangkitan Baru”, dimaksudkan bahwa NU harus tumbuh semakin kuat, NU harus kokoh, baik kuat, kokoh dalam aqidah, kuat dalam amaliyah/ibadah yang berfaham Ahlissunnah Waljama’ah, kuat dalam organisasi serta kuat dalam semua bidang, termasuk bidang pendidikan, ekonomi, sosial budaya dalam menjemput abad kedua, menuju kebangkitan baru, yang penuh tantangan dan strategi dakwah yang terus berkembang yang harus diikuti akibat perubahan tatanan dalam dunia digital.
“Melalui momen malam hari ini, Pengurus Cabang Nahdlatul Ulama Kabupatan Nagekeo mengajak kita semua kaum muslimin dan muslimat untuk saling memahami dan menghargai perbedaan dalam kehidupan ini dan menjaga persatuan dan persaudaraan”ajaknya.
Dikatakan Nastir, kehadiran NU sebagai cahaya penerang dari maraknya perbedaan, sukuisme, primordialisme, dan fanatisme berlebihan dari sebagian kecil kelompok yang seringkali menimbulkan konflik horizontal antar anak bangsa. NU juga bukan ormas yang hanya mampu mengeluarkan fatwa benar dan salah, akan tetapi NU justru hadir sebagai juru damai yang berada di garis tengah.
Semangat persatuan dalam bingkai kebhinekaan, kemajemukan, dan toleransi menjadi ruh NU dalam perjuangannya, dengan tegas NU menyatakan bahwa Pancasila adalah asas final bagi Indonesia dan NKRI harga mati. Sikap dasar kebangsaan NU sangat jelas, yakni keseimbangan antara akhuwah Islamiyah (persaudaraan sesama Islam), ukhuwah basyariah (persaudaraan sesama manusia), dan ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sebangsa).
Di dalam kehidupan bernegara, NU akan senantiasa mempertahankan Pancasila dan NKRI.karena merupakan kesepakatan seluruh komponen bangsa. Akan selalu taat dan patuh kepada pemerintah dengan semua aturan yang dibuat, selama tidak bertentangan dengan ajaran agama. Tidak melakukan pemberontakan atau kudeta kepada pemerintah yang sah. Dan kalau terjadi penyimpangan dalam pemerintahan, maka mengingatkannya dengan cara yang baik.
Lanjut Natsir, pemilu 2024 sudah diambang pintu, yaitu Rabu 14 Pebruari 2024.
Berpolitik bagi Nahdlatul Ulama mengandung arti keterlibatan warga negara dalam kehidupan berbangsa dan bernegara secara menyeluruh sesuai dengan Pancasila dan UUD 1945.
Ia mengatakan, politik yang berwawasan kebangsaan dan menuju integrasi bangsa dengan langkah-langkah yang senantiasa menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan untuk mencapai cita-cita bersama, yaitu terwujudnya masyarakat adil dan makmur lahir dan batin dan dilakukan sebagai amal ibadah menuju kebahagiaan di dunia dan kehidupan di akhirat. Dalam berpolitik haruslah dilakukan dengan moral, etika dan budaya, kejujuran rohani, moral agama, konstitusional, adil sesuai dengan peraturan dan norma-norma yang disepakati.
“Perbedaan pandangan di antara aspirasi-aspirasi politik warga Nahdiyyin dan ummat islam umumnya harus tetap berjalan dalam suasana persaudaraan, tawadlu’ dan saling menghargai satu sama lain, sehingga dalam berpolitik tetap dijaga persatuan dan kesatuan di antara kita” pungkasnya. (**)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.