Puspayoga mengakui adanya kendala seperti permodalan, pemasaran dan teknik produksi. Namun industri ini tumbuh bervariasi dari skala mikro, kecil sampai skala menengah.
“Salah satu upaya nyata yang dapat dilakukan untuk mendorong para pengrajin agar dapat bersaing di pasar global adalah meningkatkan kemampuan SDM untuk mengembangkan produk-produk kerajinan yang berdaya saing sehingga laku di pasar”, tandas Puspayoya.
Bupati Belu Willybrodus Lay dalam sambutannya mengungkapkan, Kabupaten Belu sebagai wilayah yang berbatasan langsung dengan negara Timor Leste sudah memanfaatkan potensi-potensi yang ada. Antara lain melestarikan budaya sekaligus mengembangkan usaha-usaha kerajinan yang ada.
“Potensi-potensi lokal yang ada dimanfaatkan dan dikembangkan menjadi usaha yang baik. Ini tidak terlepas dari pembinaan pemerintah pusat dengan memberikan nilai tambah produksi terutama tenun ikat di Kabupaten Belu,” tandas Bupati Willybrodus.
Acara ini dirangkaikan dengan penyerahan Program Strategis Kementerian Koperasi dan UKM berupa Sertifikasi Hak Cipta Motif Tenun Bese kepada Marianus Luan Berek sebagai perwakilan masyarakat Kenaian Aitoun Desa Aitoun Kecamatan Raihat, penyerahan Program Strategis Kementerian Koperasi dan UKM kepada Wirausaha Pemula kepada Judith S. Banamtuan dan Olivia Haki.
Tetap Terhubung Dengan Kami:



CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.