” Saya dan istri sistem nya sangat terbuka dengan mama mama atau anak anak. Kalau misalkan uang ditangan habis, mereka akan mengerti. Juga misalnya ada yang butuh uang tapi belum ada kelornya yang mau ditimbang. Nanti saya dan istri akan kasih kasbon. Bila sudah ada kelor yang siap ditimbang maka akan cicil sampai lunas. Tidak langsung potong satu kali memang,” jelasnya.
Anak SD yang ikut “Koru” Kelor kata Anton dilakukan pada pagi hari sebelum berangkat ke sekolah siang. Usai “Koru” Kelor anak anak tersebut menimbang hasil dan mendapat bayaran sesuai berat yang dapat.
Dijelaskan lebih lanjut setiap Minggu anggota kelompok ada yang gajian. Sistim gajian ini diperuntukan bagi anggota kelompok yang tidak ambil uang hasil timbangan kelornya setiap hari. Hal itu juga kata Antonius berdasarkan kesepakatan bersama. Rata rata setiap Minggu satu anggota kelompok bisa mendapat ratusan ribu dari aktivitas “Koru” kelor.
” Yang gajian itu istri saya akan catat. Kan ada juga yang ambil memang. Yang ambil mingguan ini akan dibayar sesuai dengan pembukuan yang dibuat oleh istri. Ratusan ribu bisa didapat oleh anggota kelompok setiap minggunya,” jelasnya.
Salah satu anak SD yang terlibat dalam kelompok Kelor Kasih yang bernama Kristian Elias Malet. Ia mengaku merasa terbantu dengan aktivitas perontokan daun kelor yang digagas oleh Antonius. Ia setiap hari sebelum ikut sekolah siang, dari pagi ia Merontokkan daun kelor. Dari aktivitas itu ia mendapat uang jajan. Selain itu ia juga mendapat bantuan alat tulis dan buku tulis dari Antonius.
Sama halnya dengan Mama Matilda Talan yang sehari hari ikut merontokkan daun kelor. Ia merasa terbantu secara ekonomi dari aktivitas itu. Ia mengaku sudah bergabung sejak awal kelompok Kelor kasih dibentuk. Setiap hari ia bisa merontok daun kelor hingga 6 kg hingga belasan kg kelor basah. Itupun dilakukan hanya pada pagi hari saja.
” Sangat membantu ekonomi rumah tangga. Setiap hari bisa belasan Kg saya dapatkan. Itu juga hanya pagi hari saja. Kami sangat senang bisa bergabung dan semoga ini berlanjut terus,” ujarnya.
Ia berharap kelompok Kelor Kasih bisa mendapatkan mesin sehingga bisa membantu warga sekitar dan anak anak muda untuk terlibat untuk mendapatkan uang dari pengolahan Kelor.
Tak hanya mama Matilda Talan yang merasa terbantu. Anggota kelompok lain juga mengungkapkan hal yang sama. Kelompok Kelor Kasih juga bergabung beberapa janda. Pada janda ini setiap harinya melakukan aktivitas perontokan daun kelor.
*Dikunjungi Julie Sutrisno Laiskodat*
Aktivitas kelompok Kelor Kasih akhirnya sampai ke telinga Julie Sutrisno Laiskodat. Sosok ketua Dekranasda NTT sekaligus istri Gubernur NTT, Viktor Bungtilu Laiskodat ini berkunjung ke lokasi Kelompok Kelor Kasih.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.