Baru pada tahun 1969 Vikaris Apostolik Batavia mempromulgasikan: Paroki St. Yohanes Pembaptis Put’ain. Akhir masa tugas P. Smith, datanglah Pater Noel Caroll sekitar awal tahun 1970an awal. Pada tahun 1973, usif Noe Manumuti Bpk Max Eduard Fay atas nama keluarga Simon P. Linome, Simson Manao, Petrus Sua dan Nikanor Timo, menyerahkan sebidang tanah di Oebonak seluas 3.983 m2 untuk Pembangunan Gedung Gereja Paroki Put’ain. Saat itu aktivitas Paroki berpindah dari Kuanfau ke Oebonak.
Seiring bertambahnya usia, umat pun bertambah banyak dari Noe Bokong sampe Noebana, dari Hanemasin sampe Manela Anen. Pada tahun 1982-1983, P. Yulius Bere SVD mulai membangun gedung Gereja Paroki St. Yohanes Pembaptis Putain di Pah Lilo- Neke Lasa (gedung Gereja sekarang). Usai masa tugas P. Yulius Bere, datanglah Rm. Lorens Riberu, Pr. Sejak itu nama Paroki St. Yohanes Pembabtis Putain berubah menjadi Paroki Sta. Columba Put’ain hingga kini.
Pada tahun 2016, Uskup Agung Kupang mekarkan Paroki Sta. Columba Putain dan Paroki Sta. Maria dari Gunung Carmel Tumu, mengingat jumlah umat yang membludak dan luas paroki yang meliputi 3 kecamatan di Pah Anas.
Paroki Put’ain kini meliputi pusat Paroki Put’ain dengan jumlah 5 KUB ditambah 5 Kapela, Co Stasi St. Gabriel Lobus dengan jumlah 14 KUB dan 8 kapela. Jumlah umat hingga kini berkisar ± 4000 jiwa.
“Setelah berusia 50 tahun, paroki ini mengharapkan kehadiran 1 [satu] Kogregasi atau Biara untuk membantu karya pastoral di paroki ini.” Tandas RD. Patris Tampani (Pastor Paroki Sta. Columba Put’ain).
Reporter: Robert
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.