Saurip menyayangkan sikap Kivlan Zein, yang selalu bicara seperti itu, kalau mau pemilu. Dan itu tidak sesuai fakta.
Saurip mempertanyakan apakah pak Kivlan bicara seperti itu karena ada kepentingan, atau ingin sekedar membuat gaduh atau mau cerita kebenaran.
Dia mengkritik Kivlan yang sudah menyimpulkan dengan data-data yang tidak lengkap.
“Padahal beliau lulusan Seskoad,” ujarnya.
Saurip Kadi menegaskan bahwa peristiwa 98 adalah murni gerakan rakyat. Karena situasi waktu itu rakyat sudah “marah” dengan pemerintahan di bawah Pak Harto.
“Peristiwa 98 itu akumulasi ketidak percayaan rakyat terhadap pemerintahan Pak Harto. Dan TNI tentu saja wajib pro rakyat,” ujar Saurip Kadi lagi.
Jadi, tandas Saurip Kadi, peristiwa saat itu bukan rekayasa tentara (ABRI). Justru Pangab ketika itu berusaha melindungi Pak Harto sebagai presiden yang sah. Dan yang terjadi Pak Harto mundur dengan kesadaran diri sehingga kemudian menyerahkan kekuasaan kepada Pak Habibie, selaku Wapres. Dan itu sudah sesuai konstitusi. Bukan karena digulingkan atau dikudeta.
Jadi pernyataan Pak Kivlan itu seolah-olah mengecilkan peran para tokoh reformasi, dengan mengatakan bahwa Pangab adalah dalang kerusuhan 98 atau pelaku kudeta.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.