Potensi besar kopi dari wilayah Bajawa ini diakui oleh Valdi, tidak kalah dengan kualitas kopi lainnya di Indonesia seperti kopi dari Aceh, Toraja, dan kopi dari daeerah lainnya di Indonesia.
Meski diakui berkualitas, namun potensi besar kopi di tempat ini diakui belum digarap maksimal. Di musim panen, masih banyak sekali kopi yang terbuang sia sia karena terkendala tenaga kerja petik kopi dan infrastruktur jalan yang tidak memadai.
“Potensinya luar biasa, rata-rata di sini petani sumber utama penghasilannya adalah kopi dengan kualitas kopi yang tidak kalah dari tempat lain bahkan jauh lebih baik karena tanahnya subur dan jarang menggunakan pupuk kimia sehingga tidak terkontiminasi. Satu petani punya dua hingga tiga kebun kopi, satu kebun petani bisa hasilkan 3 ton gelondongan cherry merah (buah kopi),” ujar Valdi.
Petani desa ini, sebut Valdi, memiliki kebun kopi yang kurang terawat karena akses jalan yang susah dilalui. Jalan yang belum diaspal membuat biaya angkut kopi menjadi kendala tersendiri.
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.