Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Sejarah Hadirnya THS-THM di Keuskupan Atambua

Avatar photo
20190912 114640

“Kehidupan anggota THS-THM pada awal mula hampir sama persis dengan kehidupan para rasul pada jaman dahulu. Kami sering berkumpul, berdoa bersama, dan memecahkan persoalan bersama”, kisah Wati.

Kehidupan awal mula THS-THM berdiri di Keuskupan Atambua pada awal mula mendapat banyak sekali tantangan. Bahkan pada tahun 1998, Rm. Hadi sempat berkunjung ke Atambua. Saat itu, semua lampu pastoran dipadamkan dan pastoran ditutup. Saat itu, para anggota THS-THM tidak berkecil hati karena masih ada beberapa pastor yang mendukung tumbuh kembangnya THS-THM di Keuskupan Atamabua terlebih Pastor rekan Paroki Katedral Atambua, Rm. Agustinus Berek, Pr.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Pada tahun 1999, ketika gejolak kemerdekaan Timor Leste memuncak, banyak senior THS-THM dari Timor Timur pun yang datang mengungsi di Wilayah Keuskupan Atambua. Saat itu, mereka pun datang dan bergabung dan ikut mengembangkan THS-THM di Distrik Keuskupan Atambau.

Dalam perjalanan, di tahun 2003, Uskup Mgr. Anton Pain Ratu mengeluarkan surat himbauan yang mengatakan bahwa THS-THM belum diterima Keuskupan Atambua. Karena itu, pihak keuskupan akan terus memantau perkembangan THS-THM di Keuskupan tersebut.

Baca Juga :  Wagub NTT: Aparatur BPDB Harus Bekerja Dengan Hati

Atas himbauan tersebut, akhirnya DPP Keuskupan Atambua memanggil beberapa senior THS-THM Distrik Atambua dan meminta agar semua aktivitas THS-THM Distrik Keuskupan Atambua harus diberhentikan.

“Tunjukan kesalahan besar apa yang pernah dilakukan oleh THS-THM. Kalau tidak bisa menunjukan kesalahan yang besar, silahan tunjukan kesalahan kecil yang dilakukan oleh THS-THM di Keuskupan Atambua. Jika Anggota DPP mampu menunjukan hal tersebut, maka kami saat ini juga siap untuk membubarkan THS-THM di Keuskupan Atambua, maka kami tida akan membubarkan THS-THM”. Demikian pertanyaan tegas yang diberikan para senior THS-THM kepada para pengurus DPP Keuskupan Atambua.

Pernyataan itu tak mampu dijawab oleh satupun DPP yang ada di Keuskupan Atambua. Mereka malah mengancam akan melakukan eks komunikasi dengan semua anggota THS-THM yang berada di Keuskupan Atambua.

“Jika kami di-eks komunikasi di Keuskupan Atambua, maka kami akan pergi ke tempat lain dan melakukan sambut Tubuh Tuhan karena kami merasa tidak bersalah. Kami juga akan menyerahkan semua anak asuhan THS-THM yang berjumlah lebih dari 80 orang untuk mengadakan pembinaan lebih lanjut karena ini adalah sebuah pembiaran iman. Jika kami bersalah, maka kami akan berbicara secara baik-baik kepada anggota kami bahwa kita berpisah dan kegiatan ini dihentikan. Pembinaan selanjutnya kami serahkan kepada DPP Keuskupan Atambua untuk melanjutkan pembinaan ini”, tegas para senior THS-THM di hadapan DPP.

Baca Juga :  Kendala Bukan Rintangan Untuk Memberantas Narkotika di Wilayah Perbatasan RI-RDTL

Para Angota DPP pun bingung mau diapakan 80 lebih anggota tersebut. Namun, mereka tetap menegaskan kembali apa yang telah disampaikan oleh bapak uskup.

“Kami merasa tidak ada masalah dengan pernyataan bapak uskup. Sebagai orang tua, beliau berhak memberi peringatan kepada anak-anaknya dan itu baik sehingga kami harus selalu berhati-hati dalam melangkah maju”, jelas para senior

Saat itu, para senior THS-THM terus mendapat penguataan dari Rm. Agus Berek, Pr. Beliau menyatakan, “Jika kegiatan ini berjalan bersama Roh Kudus, apapun kesulitan yang kalian hadapi, dia akan tetap bertahan. Karena itu, biarkan waktu yang akan menjawabnya”.

Seiring berjalannya waktu, kegiatan THS-THM di Keuskupan Atambua bukan menjadi surut, malah makin berkembang. Mengapa THS-THM makin berkembang? Karena semua orang tua melihat perkembangan yang baik dalam diri anak-anaknya yang mengikuti THS-THM. Anak yang dulunya bandel dan tidak bisa diatur oleh orang tua, berubah total. Para orang tua pun menjadi bingung, dididik seperti apakan mereka sampai bisa berubah mejadi lebih baik? Itulah alasan yang membuat THS-THM semakin bertumbuh pesat di Keuskupan Atambua.

Baca Juga :  Kuasa Hukum Tersangka Dugaan Penyelundup 4.874 Pil Ekstasi Paksa Polres Belu Segera Limpahkan Berkas P-21

“kita mempunyai tanggung jawab yang besar untuk membina anak-anak yang diserahkan orang tua untuk mengikuti THS-THM. Bahkan ada orang tua yang menyerahkan tanggung jawab mereka kepada para senior untuk membina anak-anaknya”, ujar Wati.

IMG 20190912 WA0053

Hal tersulit yang dialami THS-THM di awal perkembangannya saat itu adalah menghadapi tantangan yang datang dari luar, tapi tetap solid di internal organisasi. Para anggota THS-THM tetap bertekun, menjalankan kegiatan seperti biasa, ada masalah, tetap dikomunikasikan.

“Kita benar-benar menyerahkan semua aktivitas dan kegiatan kita pada Tuhan. Kita hanya berharap agar kita dapat dipakai untuk mewartakan kabar gembira”, tutur Wati Mali, salah satu senior pertama THS-THM Distrik Keuskupan Atambua.