Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Sejarah Hadirnya THS-THM di Keuskupan Atambua

Avatar photo
20190912 114640

Walau, THM-THM belum di terima oleh Mgr. Anton Pain Ratu, tapi THS-THM sudah hampir berada di semua paroki yang berada di Keuskupan Atambua. Hampir semua kegiatan di paroki-paroki, para pastor selalu mempercayakan kepada THS-THM.

Puncaknya, ketika perayaan misa pelantikan Uskup Mgr. Dominikus Saku, Pr menjadi Uskup Atambua yang baru pada tahun 2007 di lapangan Umum Atambua. Saat itu, THS-THM Distrik Keuskupan Atambua mendapatkan sebuah angin segar. saat acara pelantikan tersebut, THS-THM terlibat dalam semua seksi. THS-THM membereskan semua yang tak mampu diselesaikan oleh panitia pelantikan tersebut.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Saat acara pembubaran panitia, THS-THM mendapat banyak pujian. Saat itu juga, Mgr. Dominikus Saku, Pr menegaskan bahwa perlu ada perhatian khusus untuk pembinaan THS-THM. “Apa yang sudah kamu buat untuk mereka (THS-THM)? Mereka sudah banyak berbuat untuk keuskupan ini. karena itu, pembinaan mereka perlu diperhatikan oleh semua pastor paroki.”, Tegas Mgr. Dominikus Saku, Pr pada acara tersebut.

Baca Juga :  Dekenat Malaka Gelar Misa Penerimaan Sakramen Krisma

“25 tahun merupakan sebuah perjalanan yang panjang. Ibarat manusia, THS itu berkembang pesat, tapi tak menutup dengan banyaknya persoalan. Awal perkembangan, kita lebih banyak menyelesaikan berbagai persoalan yang datang dari luar. Namun, saat ini, kita lebih banyak persoalan yang datang dari dalam organisasi THS-THM tu sendiri”, tutur Wati.

Rm. RD. Ag. Luhur Prihadi, selaku Dewan Pendiri THS-THM kepada awak media di sela acara tersebut menuturkan bahwa Keuskupan Atambua adalah bagian dari gereja universal, maka THS-THM semoga menjadi lambang kebersamaan dan kesatuan dalam keberagaman, termasuk Atambua yang juga merupakan bagian dari Indonesia.

Baca Juga :  Shalat Idul Adha di Halaman Mapolres Kampar, Khatib Pimpin Do'a Minta Hujan

“Kesatuan dimulai dari hati, itulah tunggal Hati. Dari situlah akan muncul upaya-upaya tindakan menyatukan, sehingga segala perkara dapat diselesaikan dengan hati. Itulah nilai yang diandalkan dalam THS-THM”, ujarnya.

Menurutnya, perjalanan THS-THM di Keuskupan Atambua memiliki sejarah yang cukup panjang. Ada banyak kendala, namun karya Allah bisa menyelesaikan semuanya.

THS-THM tumbuh dalam perjalanan waktu. Karena itu, semua permasalahan yang dialami oleh THS-THM bukanlah sebuah hal yang final, tapi semua adalah sebuah proses yang terus berlangsung dari waktu ke waktu. Karena itu, kita hanya dapat percaya bahwa Tuhan akan membuat semuanya indah pada waktunya.

“Kalau ada kesulitan dan persoalan, maka kita harus terus menjalaninya dengan menunjukan apa yang baik, terlebih pada gereja”, ujarnya.

Sejalan dengan apa yang disampaikan oleh Dewan Pendiri, Koordinator Nasional THS-THM, Maria Selastiningsih, SE, Akt, CFT menuturkan bahwa pola kepemimpinan yang ada di THS-THM adalah memberi teladan dan menjadi pelayan. Bila THS-THM bisa menjadi besar di Keuskupan Atambua, itu hanya semata karena karya Allah, bukan karena kerja manusia.

Baca Juga :  Jasa Raharja NTT Serahkan Bantuan Bagi Masjid Babussholah Alor Besar

“kami tidak pernah gentar dalam menghadapi kesulitan seperti penolakan dan lain sebagainya karena kami percaya kalau ini karya Tuhan, maka Tuhan sendiri yang akan menyelesaikannya, Tuhan sendiri yang akan merampungkannya,” tutur wanita yang akrab disapa Mbak Nining itu.

Dikatakan, selama ini bila THS-THM mengalami kesulitan, Tuhan selalu menyelesaikan dengan caranya yang tidak dipahami oleh manusia. “Kami akhirnya hanya bisa tahu bahwa inilah cara Tuhan. Karena memang apa yang kami lakukan hanya dan demi Tuhan”.


Reporter: Ricky Anyan