Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Gubernur NTT Viktor Donasi Kursi Roda Bagi Anak Penderita Hidrosefalus

Avatar photo

National Institute of Neurological Disorders and Stroke (NINDS) melaporkan bahwa sekitar dua dari 1000 bayi yang lahir di dunia mengalami hidrosefalus. Sementara itu, kasus hidrosefalus di Indonesia rata-rata bisa mencapai 4 per seribu kelahiran. Lantas, apa saja faktor risiko terjadinya hidrosefalus pada anak?

Beragam faktor risiko hidrosefalus pada anak

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Otak normalnya mengandung cairan bening yang diproduksi dalam rongga ventrikel otak. Cairan ini disebut dengan cairan serebrospinal. Cairan serebrospinal mengalir dari sumsum tulang belakang ke seluruh otak untuk menunjang berbagai fungsi otak.

Baca Juga :  Anggota DPRD Malaka Fredy Seran Sesali, Reses Tidak Ada Pendamping dari Sekwan

Namun ketika jumlahnya berlebihan, ini justru akan mengakibatkan kerusakan permanen jaringan otak yang menyebabkan terganggunya perkembangan fisik dan intelektual anak.

Sebagian besar kasus hidrosefalus pada anak terjadi sejak lahir (cacat lahir bawaan/kelainan kongenital). Selain itu ada beberapa kondisi yang memperbesar peluang terjadinya hidrosefalus pada bayi baru lahir, seperti:

Sistem saraf pusat tidak berkembang dengan normal sehingga menghalangi aliran cairan serebrospinal;

Adanya perdarahan di dalam ventrikel otak, yang memicu kemungkinan bayi lahir prematur;