Sementara itu Sekretaris Komunitas Kopites Valentino Serang menuturkan, sampah banyak dihasilkan oleh penjual-penjual makanan dan minuman, seperti sedotan, tissue, kertas, sisa makanan, plastik pembungkus makanan, gelas/ botol air mineral dan lain-lain. Sampah tersebut dibiarkan tergeletak begitu saja, padahal ada banyak sekali tempat sampah yang tersedia di sepanjang jalan tersebut.
“Ini wajib menjadi perhatian kita bersama, setidaknya setiap masing-masing pribadi sadar akan pentingnya buang sampah pada tempatnya. Anggap saja tempat dimana kita berada adalah rumah kita sehingga kita tidak mungkin mengotorinya, bila perlu kita ikut membersihkannya bila kotor. Ada slogan berkata demikian, “Jangan bertanya apa yang negara buat bagi warga negaranya. Tetapi tanyakan apa yang warga negara buat bagi negara”. Jangan marah kalau Kota Kupang di cap sebagai Kota Sedang Terkotor versi KLHK dalam penilaian adipura periode 2017-2018 karena begitulah Kota Kita. Hal ini dapat kita jadikan sebagai momentum untuk lebih peka lagi menjaga kebersihan lingkungan bukan saja dimana kita tinggal, tetapi dimanapun kita berada. Kalau bukan kita, siapa lagi? Kalau bukan sekarang kapan lagi?. Ujar Valentino
(kopites)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.