Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Pmerintah Propinsi NTT Prioritaskan Keberlangsungan Hidup Komodo

Avatar photo
IMG 20190515 WA0016

Plt.Bapelitbangda NTT, Luki Koli, ikut menjelaskan pentingnya menjaga ekositem dan rantai makanan dari komodo. Ia mengatakan bahwa kajian tim peneliti undana memiliki sinkronisasi dengan apa yang dikatakan Gubernur.

“Kita juga perlu melihat vegetasi dan mengembalikan habitat asli komodo. Nilai komodo yang paling dilihat adalah sebagai binatang liar, pemangsa yang agresif,” ujar Luki.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan NTT, Fredy J. Kapitan menjelaskan perlunya penanganan dalam menjaga lingkungan lain dalam TNK. “Kita perlu juga untuk melihat hutan mangrove dan hutan alam di sana. Masyarakat di sana memanfaatkan hutan untuk mendapatkan madu. Itu juga bisa berkontribusi untuk menarik wisatawan,” jelas Fredy.

Baca Juga :  Warkop Rindu-Tempat Nongkrong Di Pinggiran Pantai Pasir Panjang

Kepala Bidang Pembinaan Dinas LHK NTT Rudi Lismono memaparkan perlunya pemetaan yang baik dari kawasan wilayah TNK serta pengelolaan masyarakat sosial ekonomi dengan meningkatkan SDM dan membangun jejaring pasar.

Sementara itu Kepala Balai Litbang LHK Kupang Sumitra Gunawan, menyebutkan kawasan konservasi lain yang berpotensi untuk menjadi juga destinasi wisata. “Kita juga kedepannya akan melihat kawasan lain yang berpotensi dan juga mengadakan penelitian, diantaranya penyediaan ruang mangsa komodo dan dampak dari wisata perairan terhadap ekosistem laut di sekitar TNK,” jelas Sumitra.

Baca Juga :  Meriahkan ETMC 2019, Pemkab Malaka "Hamata" Semua Tamu Undangan

Kepala Prodi Magister Ilmu Lingkungan PPs Undana Philiphi de Rozari,S.Si,M.Si,M.Sc,Ph.D, turut mengatakan bahwa telah dikumpulkan berbagai penelitian dan juga jurnal baik nasional maupun internasional yang mengkaji tentang Komodo, sebagai referensi dan sebagai alat untuk memfokuskan tujuan penelitian.

Selanjutnya Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi kreatif Ir.Wayan Darmawa mengatakan perlunya perhatian terhadap aspek sosial. “Di TNK sendiri terdapat desa dan di desa itu ada penduduk. Tentunya ke depan penduduk juga akan bertambah dan memungkinkan terjadinya perluasan wilayah pemukiman. Hal yang harus kita cermati adalah bagaimana komodo tidak terganggu dengan penduduk sekitar tersebut,” kata Wayan Darmawa.

Baca Juga :  G2G Getsemani To Golgota: Prosesi Jalan Salib Jemaat GMIT Bait El Penfui

Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan NTT Ir. Samuel Rebo yang hadir turut mendukung semua kinerja tim peneliti dan stakeholder. “Kita mau agar semua yang ada ini lebih terpadu, sehingga dapat mempercepat apa yang dikatakan Pak Gubernur. Kita satukan tim kerja yang ada dan kedepannya TNK bisa menjadi destinasi ekslusif.