Menurut dr Fransiska, Germas terdapat kendala besar dalam penerapan gaya hidup sehat melalui tujuh kegiatan tersebut terbentur oleh bagaimana pola pikir dari masyarakat itu sendiri sehingga bukan hal mudah mempopulerkan gaya hidup sehat. Pola pikir masyarakat contohnya seperti datang ke tempat layanan kesehatan saat sakit harus diubah menjadi datang sebelum sakit.
Oleh sebab itu, menurut dr Fransiska budaya hidup sehat di masyarakat ini harus didukung oleh seluruh elemen masyarakat mulai dari Pemerintah, tokoh agama, tokoh masyarakat tokoh pemuda, kaum perempuan hingga lembaga pendidikan di suatu wilayah.
“Kami juga melakukan advokasi penerapan kawasan tanpa rokok di sekolah, di perkantoran dan ini menjadi kesulitan bagi kami apabila tidak didukung oleh lintas sektor maka ini akan sulit diwujudkan” ungkap dr Fransiska.
Salah satu contoh penerapan pola hidup sehat yang terbentur oleh pola pikir masyarakat ini yakni sanitasi berbasis masyarakat (STBM) yang mana akan sulit diterapkan apabila tidak ada kesadaran dari masyarakat. “Semuanya sudah kami lakukan hanya kembali ke pola pikir masyarakat itu sendiri” pungkasnya. (***)
Tetap Terhubung Dengan Kami:
CATATAN REDAKSI: Apabila Ada Pihak Yang Merasa Dirugikan Dan /Atau Keberatan Dengan Penayangan Artikel Dan /Atau Berita Tersebut Diatas, Anda Dapat Mengirimkan Artikel Dan /Atau Berita Berisi Sanggahan Dan /Atau Koreksi Kepada Redaksi Kami Laporkan,
Sebagaimana Diatur Dalam Pasal (1) Ayat (11) Dan (12) Undang-Undang Nomor 40 Tahun 1999 Tentang Pers.