Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Waspada! Tiga Anak di Perbatasan RI-RDTL Kecanduan Hirup Bensin Hingga Mengalami Hal ini

Avatar photo
images 36

Di awal tahun 1800-an, nitrous oksida, eter dan kloroform merupakan zat anestetis yang biasa digunakan sebagai minuman keras.

Oxida nitrus dianggap sebagai pengganti alkohol yang murah dan dipopulerkan oleh ilmuwan Inggris Sir Humphry Davy. Dia mengadakan pesta nitrous oksida dan menciptakan kata “gas ketawa” di tahun 1799. Memperhatikan efek anestetisnya, Davy menawarkan gas tersebut untuk digunakan pada kegiatan operasi, namun hal ini baru dicoba setengah abad kemudian.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Penggunaan anestetis untuk tujuan rekreasi terus berlangsung selama abad ke-19 di Eropa dan di AS.

Baca Juga :  Penegakan Hukum Atas Dugaan Salah Tembak BNN di SUMUT Berjalan Lambat

Eter digunakan sebagai narkoba untuk rekreasi selama era Prohibition (undang-undang larangan pembuatan dan penjualan minuman keras) dalam tahun 1920-an, ketika alkohol menjadi bahan ilegal di AS.

Dalam tahun 1940-an, pengunaan bahan-bahan pelarut, khususnya bensin untuk tujuan rekreasi menjadi populer.

Penyalahgunaan inhalan di Amerika Serikat meningkat di tahun 1950-an dan saat ini digunakan secara luas di kalangan orang dewasa.

Pada tahun 1960-an, menghirup zat pelarut telah menyebar hingga berbagai jenis produk komersial termasuk cat dan tiner pernis, penghilang cat kuku, semir sepatu, bahan cairan penyulut rokok, cat semprot dan lain-lain.

Baca Juga :  Jemi Haekase Sesalkan Lamanya Penyidikan Polres Belu Terkait Kasus Dugaan Penyelundupan Narkoba

Dalam beberapa tahun terakhir, menghirup lem dan gas menjadi masalah yang meluas di kalangan anak jalanan tunawisma di Asia Selatan, Meksiko, Eropa Timur, Kenya dan wilayah lain di seluruh dunia. Anak-anak jalanan menggunakan inhalan ini untuk mereda sakit kelaparan, kedinginan dan keputusasaan.

Menghirup gas dan zat penyemprot juga secara umum dilakukan di daerah terpencil di Kanada, Amerika, Australia, Selandia Baru dan beberapa Kepulauan Pasifik.

Pesan Kepala BNNK Belu

Kepala BNNK Belu, Apolinario Da Silva memberikan beberapa pesan kepada orang tua agar setiap orang tua harus mengawasi anaknya agar dijauhkan dari Zat Inhalan. Selain itu, jangan membawa anak ke tempat kerja yang sensitif dengan Zat Inhalan. “Termasuk anak yang sering membantu orang tuanya menjual bensin eceran, itu sebenarnya dapat membahayakan Anak,” jelas Apolinario.

Baca Juga :  Pemuda Belu Nyatakan Perang Melawan Ungkapan Kebencian

Apolinario berharap agar bila ada anak yang mengalami gejala seperti yang dijelaskan di atas, maka segera melaporkan ke BNNK Belu atau Rumah Sakit Sito Husada, Puskesmas Kota, Puskesmas Umanen, Klinik Pratama BNNK Belu, dan Rumah Sakit Kristo Rei Lolowa.


Reporter: Ricky Anyan