Scroll Ke bawah untuk melanjutkan

Opini  

Kemerdekaan dan Kualitas Manusia Indonesia

Avatar photo
20190806 100634

Menurut World Economic Forum (WEF) dalam laporannya Future Jobs Report 2018, menyebutkan beberapa pekerjaan tidak lagi dibutuhkan dan akan digantikan pekerjaan yang baru mulai 2022. Menurut organisasi buruh internasional (ILO), industri 4.0 akan mengakibatkan 58% jenis pekerjaan akan hilang, dan akan muncul 65% pekerjaan baru yang belum dikenal. Indonesia harus menyiapkan pembangunan kapasitas manusia menuju Industri 4.0.

Fondasi SDM yang berkualitas juga akan menjadi modal intelektual dan sosial guna menyiapkan Indonesia sebagai kekuatan ekonomi global di masa mendatang. Seperti proyeksi jangka panjang yang dirilis Standard Chartered dan WEF, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi keempat terbesar dunia. Pada 2030, Tiongkok akan menjadi negara ekonomi terbesar di dunia, disusul India, Amerika Serikat, dan Indonesia.

Advertisement
Scroll kebawah untuk lihat konten

Untuk menuju 2030, pemerintah konsisten melaksanakan program jangka panjang untuk memacu produktivitas dan kualitas SDM berbasis research and development dan teknologi. Berdasarkan riset McKinsey Global Institute, Indonesia memerlukan 113 juta tenaga kerja terampil untuk menjadi kekuatan ekonom dunia pada 2030. Indonesia juga berpeluang besar untuk berkembang dengan perkembangan fintech, pembayaran digital, dan e-commerce.

Baca Juga :  Jokowi: Tahun 2025 di Seluruh Indonesia Sertipikat Tanah Akan Diselesaikan

Di era digital dan kecerdasan buatan ini, jika kita mampu menerapkan industri 4.0, akan mendapatkan hasil yang maksimal seperti peningkatan pendapatan dan efisiensi pembiayaan. Indonesia memiliki modal besar untuk sukses menerapkan industri 4.0. Setidaknya ada dua hal yang mendukung pengembangan industri di era digital, yaitu pasar yang besar dan jumlah sumber daya manusia yang produktif seiring dengan bonus demografi.

Indikator manusia berkualitas

Komitmen pemerintah untuk meningkatkan kualitas manusia menunjukkan keseriusanya menjadikan manusia sebagai ukuran kemajuan sebuah bangsa. Komitmen ini sejalan dengan ukuran indeks pembangunan manusia (IPM) sebagai tolok ukur pembangunan sejak 1990 oleh United Nation Development Programs (UNDP), millennium development goals (MDGs) pada 2000, dan sustainable development goals (SDGs) pada 2015-2030. Salah satu ukuran IPM yang penting ialah pemberdayaan perempuan dan partisipasinya dalam pembangunan.

Baca Juga :  Korupsi dan Tangisan Rakyat

Sejak 1990, Indonesia termasuk negara yang mengalami kemajuan dalam hal IPM yang menjadi salah satu indikator pembangunan manusia yang diakui secara global. Pada 2017, IPM Indonesia terus mengalami peningkatan menjadi 70,81, meningkat dari 2016 yang mencapai 70,19. Indeks pembangunan gender Indonesia juga meningkat pada 2017 menjadi 90,96 dari 2016 sebesar 90,82.